Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menenun Cinta

17 Februari 2023   20:44 Diperbarui: 17 Februari 2023   22:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangan penenun itu memintal kapas putih bersih. Dijadikannya menjadi benang-benang dengan aneka warna. Lalu dia memberi nama pada setiap benang itu. Benang kesabaran, benang cinta, benang rendah hati dan benang kedamaian.

Aku bertanya padanya. Mengapa engkau memberi nama?
"Biar menjadi kain tenun yang indah" jawabnya.
Lalu aku dan dia diam.
Kami tidak lagi banyak bicara.
Membiarkan dirinya dan aku dalam hening.

Penenun menyusun benang itu pada alat tenun. Ditilik pula ketepatan rangkainnya. Setiap kali ditemukannya benang kusut, diuraikannya dengan jari manisnya. Benang kusut kemarahan diarahkan dengan penuh gairah. Benang benci dirinci dengan cintanya.

Selembar kain penuh cinta telah terbentuk sangat indah. Aku hanya bisa berdecak kagum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun