Puisi seringkali tidak diminati orang. Ada banyak alasan yang dikemukakan. Salah satu alasan yang paling sering didengar adalah ketidakmampuan merangkai kata-kata indah. Namun apakah puisi itu hanya sekadar merangkai kata-kata indah?
Untuk menjawab pertanyaan di atas mari kita lihat defenisi puisi. Puisi adalah sajak bebas. Puisi tidak terikat oleh rima dan mantra. Dirinya tidak terikat pula oleh jumlah larik dalam setiap bait. Sebuah puisi tidak terikat oleh jumlah suku kata dalam setiap larik.
Puisi juga merupakan sajak berpola. Susunan larik puisi berbentuk geometris seperti belah ketupat dan jajaran genjang. Tidak hanya itu, pola lain dari puisi adalah bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain.
Puisi diartikan juga sebagai sajak dramatic. Sebuah puisi yang baik memiliki persyaratan dramatik dimana aspek kekayaan emosional atau situasi yang tegang paling ditonjolkan.
Selain defenisi di atas, ada juga yang berpendapat bahwa puisi adalah sajak lama yang belum dipengaruhi oleh puisi barat. Beberapa sajak lama yang tidak dipengaruhi puisi barat seperti pantun, gurindam, syair, mantra dan bidal.
Puisi sebagai sajak mbeling, misalnya, sangat kental dengan tujuannya yang membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan lain-lain.
Sekarang mari kita lihat pengertian puisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ada tiga pengertian puisi yang terdapat dalam KKBI.Â
Pertama, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terkait oleh irama, mantra, rima serta penyusunan lirik dan bait.Â
Kedua, puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.Â
Ketiga, sajak.
Sastrawan terkenal, H. B. Jasin mendefenisikan puisi sebagai suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.
Dari berbagai pendapat di atas maka kita bisa menyimpulkan bahwa puisi adalah sajak yang bebas yang tidak terikat oleh rima dan mantra, jumlah larik, jumlah suku kata dalam setiap larik.
Walaupun tidak terikat namun bahasa puisi terkait oleh irama, mantra, rima serta penyusunan lirik dan bait. Puisi memiliki pola dan sangat menonjolkan aspek emosional . Tujuan utama dari penekanan aspek emosional adalah membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan lain sebagainya.