Merinding aku bersandar pada dinding. Dengan bata tanah liat tersusun beriring. Ada hening yang tak berdenting. Semen halus lembut mengikat berseling.
Aku mendengar bisikkan halus serempak terucap. "Kami adalah pribadi yang kokoh tahan gunjing. Sebab jiwa kami direkat oleh roh yang sama diantara masing-masing kami. Roh kebersamaan yang mengikat."
Kuping memerah. Adakah jiwa-jiwa manusia terikat erat roh kebersamaan? Tidak saling memojokkan tetapi membangun rumah besar bumi yang damai dihuni.
"Ada apa?", kataku.
Bisikan halus serempak menjawab: "Rumah bumi semakin kacau. Penghuni-penghuninya semakin individualitis. Memikirkan diri karena kerakusan. Tak ada lagi roh kebersamaan. Ya, kalau ada roh kebersamaan tetapi itu kebersamaan dalam korupsi berjemaah ".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H