Dentumannya sampai ke ulu hati
Teriakan-teriakan bersahutan
Mulut-mulut berbau arak.
Hentakan kaki dan lambaian tangan dalam tarian.
Langit menonton tontonan kepalsuan.
Seolah-olah ini kita.
Rayakan kemenangan.
Kemenangan atas nama apa?
Dengan cara apa?
Kepala sudah berat, kawan?
Aku hanya diam dalam keramaian yang terlalung gamang.
Terus menyaksikan segala pikiran yang seringkali meloncat setiap detiknya.
Datang dan pergi sesukanya.
Memikirkan pikiran tentang keserakahan,
Tentang kenikmatan yang hanya membuat hati risau.
Lantas kecewa.
Aku merayakan kemenangan
bila setiap rasa bisa disaksikan dengan kesadaran.
Tanpa satu rasapun yang terlewati tanpa dicicipi kesadaran.
Melihat dengan sadar
Tertawa dengan sadar
Mendengar dengan sadar pula
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H