Seperti angin menyapa dedauan
Menari lantas diam menatap
Kepada goresan di atas tanah
Menepi di tepian panggung sandiwara
Mengamati realita agar lebih jelas
Mata sedikit terbuka
Dahi mengerut
Sebenarnya kita jauh
Tidak pernah bersua muka
Tidak mengenal juga ciri pembentuk bawaan
Tetapi kita sudah terlarut
Dan bahkan percaya begitu saja
Pada kata-kata yang tersusun rapi
terhipnotis dalam rayuan bait-bait puisi
Kata rindu selalu dibawa
Tetapi rindu atas dasar apa?
Seberapa kuat kata-kata mempengaruhi dedaunan rasa kita menari
Dalam sebuah pentas yang berbeda walaupun di bawah kolong langit yang sama
Kita hanya bermain-main dalam angan-angan kita
Menjadikan dunia maya sebagai media
Merobek rasa, menanam kerinduan?
Lantas kita beradu mulut padahal fisik kita berjauhan
Rindu kita kuanggap sebagai kepalsuan
Tidak bisa dipercaya
Walaupun bagi sebagian orang
Bisa hidup bersama hanya karena dunia maya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H