Kutitip rindu pada alunan musik angklung di suatu senja. Teruntuk gadis berkerudung lembayung sutra di barat. Rindu yang selalu bercengkerama di setiap denyut nadiku. Rindu yang selalu menemani tidurku.
Kurajut rindu di setiap hentakan stakato irama lagu. Berharap alunan musik sampai kepadamu. Oh angin, bawalah alunan musik rindu ini menembusi lembah-lembah, Â melewati sungai sungai yang mengalir dan melintasi samudera biru sampai kepada gadis berkerudung lembayung sutraku di barat.
Kuharap alunan musik rindu menyusup masuk dalam benang halus nan lembut lembayung sutra. Membisikkan harapan perjumpaan di tahun ini. "Sayang, aku merindukanmu". Kuharap engkau mendengarkannya dan melemparkan senyum rindu yang sama kepadaku.
Aku hanya bisa membayangkan, bisikkanku menari-nari di ruang alam bawah sadarmu. Lantas menjelma menjadi sesuatu yang nyata akan keinginan perjumpaan itu. Sebab rinduku adalah doa yang dititip lewat alunan musik yang dibawa angin kepadamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H