Kau angkat bicara di hadapanku
Bertepatan dengan hadirnya senja
"Papa, Papa!", katamu
Engkau memanggil namaku sambil tertawa
"Mata, di mana?", Â tanyamu kepadaku
Lalu engkau tertawa
Aku diam, tak ada kata yang terucap untuk menjawabmu
Sementara di punggung bukit awan putih berarak
Engkau berbicara padaku
Tetapi kebanyakan berbicara dengan dirimu sendiri
Angin bertiup sepoi-sepoi
Rambutmu diterpa semilirnya angin
"Papa...papa!", teriakmu lagi
Bocah kecilku menunjukkan jarinya kepada beberapa gadis  yang sedang berjalan
Cahaya senja meredup
Suara tetangga sudah mulai sayup terdengar
Suara-suara itu bagai tenggelam dalam gelapnya malam
Hanya ada sepasang mata yang mengajak mata ini
Melihat dan menyaksikan realita
Menatap peristiwa-peristiwa
Lantas kapan matamu melihat ke dalam dirimu sendiri?