Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Deraian Hujan di Dedaunan Cemara

23 Desember 2022   09:29 Diperbarui: 23 Desember 2022   09:30 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pria duduk di dekat jendela
Menatap hujan berjatuhan
Di atas dedaunan cemara
Pada minggu ketiga bulan desember

Kerasnya runtuhan air hujan
Tertahan pada dedaunan hijau cemara
Lalu jatuh lembut ke tanah
Meninggalkan jejak berlubang di atasnya

Serpihan kelikir terlentang
Melompat keluar dari kumpulan  tanah
Lenyap di antara rerumputan
Melebur dengan semesta

Bola mata pria dekat jendela
Dengan senyum lembut
Dan bibir mengucap
Pada titik-titik air yang jatuh perlahan

Sentuhan penuh kelembutan
Asalkan terus menerus diteteskan
Membawa perubahan
Meninggalkan jejak manis asmara
Pada apa yang disentuhnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun