Tanggal demi tanggal pergi begitu cepat. Â Berlalu dari hadapan kamu dan aku. Sekilat pesawat lepas landas, tanggal terbang meninggalkan bandara kalender.
Kita merasa kemarin masih tanggal tiga. Ternyata hari ini ini sudah tanggal tiga belas. Â Tak terasa pergantian tanggal itu sangat cepat. Lalu kita melepaskan halaman bulan yang telah berlalu demi menyongsong bulan berikutnya. Kita tetap tinggal di sini. Mungkin saja ada di antara kita yang duduk menunduk sambil malu. Atau bisa saja ada yang berkata:Â "Masih ada esok"
Kita sepertinya belum berbuat banyak. Sementara kita tetap membiarkan tanggal berlalu begitu saja. Kita sudah dihempas oleh tanggal yang naik semakin tinggi dari hari ke hari.
Kita bagaikan ketinggalan pesawat. Â Padahal kita mesti terbang di langit cita-cita yang tinggi. Ataukah kita menyalahkan pilot yang menerbangkan pesawat tepat waktu melintasi langit menuju tempat tujuan? Sementara pilotnya adalah diri kita sendiri.
Kita tidak lagi punya kesempatan untuk bertanya pada rumput yang bergoyang: "Mengapa daun-daun  tanggal dari ranting-rantingnya? "
Kita hanya bisa melakuan sesuatu dan terus melakukan sesuatu. Sebab kita tidak lagi menggunakan waktu untuk bertanya dan bertanya  tetapi melakukan sesuatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H