Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu yang Tidak Sempat Terucap

4 Desember 2022   09:05 Diperbarui: 4 Desember 2022   09:13 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali engkau pergi selalu ada ruang untuk memikirkanmu. Ruang itu bermain-main bahkan sesekali menari di imajinasiku. Lantas imajinasi itu mendesak kehadiranmu sebab hati terasa sakit.

Ini sebuah kegilaan. Sebab terkadang hati ciut ketika bertanya pada diri: "Apakah engkau merindukanku bila ada jarak antara dirimu dan aku. Sementara aku dan dirimu tak ada relasi khusus?" Hanya hati tidak bisa ditipu daya. Tentang rasa yang terus mengalir dari mata air rindu. Entahlah aku tidak bisa menjelaskan kegilaan logika hati.  

Di waktu senggang aku juga bertanya:  "Apakah rindu ini adalah tanda aku mencintaimu? Lantas perlu diungkapkan kepadamu bahwa aku merindukanmu?"

Bila kau datang, aku tak akan meminta banyak darimu karena aku bukanlah apa-apa di hadapanmu.  Cukup sepotong bisikan atau secarik senyum. Sekedar menanyakan kabar atau memuaskan kerinduan yang tidak sempat terucap. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun