Lebih baik tidak bertindak dan tak bersuara daripada terjebak dalam asumsi. Lalu kita lari dari kenyataan yang sebenarnya. Kita hanya bermain logika.
Kuajak dirimu menikmati bagaimana hati merasakan setiap tawa, canda dan setiap bisikkan yang mengusik. Kemudian bertanya pada hati: "Apakah ada kefasikan di setiap kata dan tindakan?".
Setiap rasa bisa saja menimbulkan luka yang menganga dan dalam kalau saja tidak diberi perhatian. Membawa kecewa dan pilu di hati.Â
Rasa: bisa menjadi bisa yang meracuni diri. Kebahagiaan pergi dan meninggalkan gerogi pada diri.Â
Bila lidah mendesak bibir untuk berucap sebaiknya ditahan. Biar bisikpun tak bisa terucap.
Setiap detik terdengar kabar. Kabar itu sebaiknya tak disebar sebab kabar itu belum tentu benar. Hanya membuat hingar bingar
Demikian cara merayakan diam. Hanya memberi perhatian pada rasa. Menahan lidah tak bisa mendesak bibir berbisik. Atau menahan kabar tak disebarkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H