Hujan rintik seperti musik melo mengiringi obrolan kita pada malam pertengahan  bulan November tahun ini.
Ada rasa yang terselip tetapi tak sempat terungkap. Rasa itu mengalir seperti hujan rintik di tengah kegelapan malam ini. Hanya hati berharap engkau merasakan setiap denyut-denyut cinta yang membara menyentuh halus pori-pori hatimu.
Kita terhanyut dalam percakapan yang kian akrab; mengikis habis jarak yang tak terlampau jauh."Sayang, apakah engkau merasa begitu dekat padaku? Walau dirimu adalah kekasih imajinasiku karena belum bertemu muka, bersua berwajah. Saya mengakui bahwa aku mengagumi dirimu. Dirimu adalah diriku yang lain yang pantas aku kagumi".
Hujan rintik terus berjatuhan membelah kegelapan malam. Aku diam menikmati setiap rasa yang terus kualirkan padamu jauh di sana...Mengambil pena dan melukiskan tentang aku dan rasa yang terselip di tengah hujan rintik di malam ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H