Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Saat Bulan Memerah Tiba

10 November 2022   19:43 Diperbarui: 10 November 2022   20:07 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang lelaki selalu gundah hati setip kali hujan datang. Hati selalu bertanya dengan apa menutup lubang bocor di atas atap. Setiap tetesan yang jatuh dari lubang bocor itu adalah keluh kesah.

Seorang lelaki memindahkan benda berharganya di dalam rumah. Biar titik-titik  hujan yang jatuh tidak mengenainya lalu hancur berantakan. Sang lelaki denagn lincah memposisikan benda antik yang sangat bermanfaat bagi dirinya.

Seperti dirimu, setiap kali bulan memerah selalu mengirimkan berita kepadaku dengan nada gundah.   Beritamu adalah keresahan demi keresahan. Setiap keresahanmu adalah butiran hujan yang jatuh pada atap yang bocor.

Menimpa hatiku yang telah lama damai. Aku harus memposisikan hati pada tempat yang aman. Agar hati tetap tenang menaggapimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun