Kita kembali ke pertanyaan: Â Masih ada ruangkah pakaian seragam baju adat diharuskan bagi anak didik kita?Â
Untuk menjawabi pertanyaan ini, saya coba mengangkat salah contoh pakaian adat Manggarai. Â Manggarai merupakan sebuah wilayah yang terletak di Pulau Flores, propinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah Manggarai meliputi Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai Barat.
Saya melakukan investigasi di dunia maya untuk mengetahui harga pakaian adat Manggarai. Hasilnya dapat dilihat pada data berikut.
 Kain Songke Manggarai
BUMN telah merilis harga kain Songke Manggarai pada website resminya. Menurut Website BUMN harga selembar kain (sarung) songke Manggarai adalah Rp. 1.000.000. Harga ini masih dibilang terlalu bersahabat. Sebab faktanya harga kain Songke di luar BUMN masih variatif. Hal ini tergantung dari motif dan bahan baku pembuatan kain.
Lagi pula tidak setiap wilayah di Manggarai bisa memproduk kain tenun songke. Hanya beberapa wilayah saja yang bisa memproduk kain songke.Namun setiap rumah tangga di wilayah penghasil kain songke belum tentu bisa memproduksi kain songke.
Kain songke merupakan hasil karya industri rumah tangga. Sejauh ini belum ada industri non rumah tangga (industri besar) yang mengambil alih produksi kain songke Manggarai. Realitas ini membawa dampak jumlah kain songke yang beredar di pasaran sangat terbatas.
Jumlah kain yang terbatas akan menimbulkan persoalan lanjutan. Pada satu pihak lembaga pendidikan mengharuskan peserta didik mengenakan kain Songke sementara stok kain songke di pasar terbatasÂ
Selendang Songke
BUMN melalui  website resminya juga telah menetapkan harga selendang songke. Harga selembar selendang songke Manggarai versi BUMN adalah Rp. 150.000. Seperti halnya kain songke, persediaan selendang di pasar juga masih sangat langka.
Topi Songke
Harga topi songke menurut salah satu lapak yang sempat dikunjungi penulis sekitar Rp. 150.000