Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemarahan di Ujung Senja

2 Oktober 2022   16:47 Diperbarui: 2 Oktober 2022   16:53 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja merangkak perlahan menjemput malam.

Kupikir kita menutup hari ini dengan senyum.

Sebab beberapa menit yang lalu kita masih bercanda ditemani kopi sore

Tak kusangka engkau menutup hari dengan kicauan kemarahan.

Tentang Rokok yang kujepit di antara kedua jemari tangan kananku ini

Katamu: "Sayang, aku telah menyiapkan asbak di atas meja. Asbak itu kubelikan buatmu untuk membuang abu rokokmu. Aku dari dulu melarangmu rokok sebab engkau telah mengambil sebagian jatah dari uang belanja susu.. Kotoran di depan mukamu tak kau acuhkan. Asap merusak paru-parumu dan keluarga"

Aku seolah tak mendengar kicauan dari bibir berlipstik ungumu.

Aku menyalakan komputer dan menuliskan sebait puisi untukmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun