Setangkai bunga gamal di tengah padang, melambai cantik menebar senyum melantunkan dendang:Â
"Aku, bunga sakuranya Flores, ingin memberitakan kepada awan putih, bukit-bukit gersang, dan langit biru bahwa tidak selamanya kemarau membawa kepedihan sebab aku masih cantik mempesona di tengah kekeringan".
Setangkai bunga gamal keunguan berdiri tegak di bulan Agustus berpekik dengan kemenangan:
"Aku selalu menjadi korban atas nama pemberian symbol. Ungu selalu identik dengan duka. Kini, Aku masih menebarkan keindahan di tengah teriakan bukit gersang tanpa ditutupi hijau daun dan air tertumpah dari langit".
Setangkai bunga gamal berbicara kepada langit:
"Saudaraku langit tidak hanya warna hitammu saja yang menjanjikan hidup tetapi kala dirimu dipolesi warna biru dan putih sekalipun engkau tetap membawa keberuntungan bagiku".
Setangkai bunga gamal berkata kepada bukit:
"Terima kasih berlimpah kepada saudara bukit karena gersangnya dirimu, kecantikanku semakin indah dipandang. Tidak selamanya hijau adalah kehidupan tetapi kering kerontangpun pun selalu ada kehidupan tergantung sudut pandang dalam menilai kehidupan".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI