Katamu, janji-janji pada masa itu  sekarang terbayar sudah
Namun sayang seribu sayang, Jemari lemas di ujung nafas terakhir kau tunjukan dengan pongah
Lantas engkau menyembur sinis pada yang pesimis
Mulutmu ibarat kawah berapi menyembur lava, memuntahkan magma
Dalam dirimu ingin bernafas lagi lebih lama
Sayang caramu merangkul erat kehidupan penuh tipu daya
Engkau berkisah kepada anak cucu dengan cerita yang bombastis
Tetapi engkau belum berbuat banyak untuk dikenang anak dan cucumu
Jangan heran bila tiba saatnya, anak-anak tak mengakuimu dan cucu-cucumu menyelinap pergi
Hidup ini tidak cukup dengan retorika