Aku mendengar kerikil tajam menggerutu dengan gemesnya
Kata-kata gerutuan kerikil tajam ditujukan kepada semua orang termasuk aku
Kata kerikil tajam padaku dan padamu:Â "Orang-orang seenak jidatnya, menyebut aku dengan penghalang atau rintangan dalam hidupnya".
Suatu saat di musim kemarau tahun lalu
Aku terdiam bagai patung tak punya rasa dan pikiran
Mendengar gerutuan kerikil tajam
Kata kerikil tajam lagi padaku dan padamu:Â "Seorang ayah menasihati anaknya bahwa dalam hidup ini selalu ada kerikil tajam. Ya, memang aku ada. Emangnya ada apa dengan keberadaanku? Setelah aku meneliti, ternyata aku sama artinya dengan tantangan hidup. Padahal aku ini berguna. Di jalanan aku kau temukan. Aku bersama material yang lain membuat jalan, membangun jembatan bahkan akupun ada di rumah-rumahmu"
Suatu saat di musim kemarau tahun lalu
Aku hanya diam mendengar, merenung terpekur di sudut sepi
Bergumam dalam hati: "Aku  dan kamu memang seenaknya saja menghakimi yang lain. Semua yang ada, baik adanya. Memberi dirinya sesuai tupoksinya".
Suatu saat di musim kemarau tahun lalu
Samar terdengar teriakan kerikil tajam: "Kembalikan aku  dan semua yang lain pada posisinya. Masalah dalam hidupmu, engkau sendiri yang membuatnya; produk pikiranmu, hasil dari perbuatannmu".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI