Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Penghujung Malam

22 Agustus 2019   21:47 Diperbarui: 22 Agustus 2019   21:58 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua perasaan tercampur baur 

Aku hanya seonggok tanah yang bernafas

Yang hancur terbawa waktu

Aku hanya debu di alas kakiMu

Tak kuasa menahan kuasaMu

Pada penghujung aku hanya mau mengucap syukur sebab Engkau telah memberikan aku tugas, mendengar dan berbicara, bersama semesta alam memuji Dikau dengan segala pikiran dan perasaan. 

Pada penghujung aku menyadari bahwa aku ini berasal dari tanah, yang akan hancur termakan usia. Aku hanyalah sebutir debu yang tak berarti di mataMu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun