Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melampaui Sudut Pandang

6 Agustus 2019   16:34 Diperbarui: 6 Agustus 2019   17:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: thewinningmindset.com

Seringkali kita dihadapkan dengan realitas penilaian orang tentang kita. Penilaian itu bisa saja tentang kualitas atau tentang apa saja.

Penilaian orang tentang kita bisa dilihat dari dua prespektif yang berbeda. Yang satu melihat dari sudut pandang positif dan yang satu lagi menilai dari sudut pandang negatif.

Dua sudut pandang ini membawa efek tersendiri. Bahwa hasil penilaian terhadap sesuatu berbeda-beda tergantung pada prespektif mana yang dipakai dalam memberikan penilaian. Jika seseorang menilai kita dengan prespektif positif pasti hasil penilaiannya juga positif. Demikian pula sebaliknya. Jika seseorang menilai kita dengan prespektif negatif pasti hasil penilaiannya negatif.

Namun, hemat saya, penilaian yang memiliki sudut pandang yang berbeda ini mesti dicarikan jalan tengah. Dengan jalan tengah ini diharapkan hasil penilaian benar-benar jujur dan adil. Out put dari proses penilaian tepat pada tempat, situasi dan kondisinya.

Penilaian yang berbeda ini pada prinsipnya hanya didasarkan pada dua hal ini yaitu penilaian yang bersifat subjektif dan objektif.

Penilaian subjektif lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. Sedangkan penilaian objektif merupakan penilaian yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, bisa juga melibatkan perkiraan dan asumsi tetapi harus didukung oleh fakta/data. Sikap objektif harus dijunjung tinggi oleh seseorang untuk berpandangan terhadap sesuatu.

Memang kita tetap menyadari bahwa tidak ada suatu batasan yang jelas antara penilaian subjektif dan penilaian objektif. Cara yang bisa digunakan untuk menilai keobjektifan adalah dengan mencoba membandingkan buah penilaian beberapa orang. Selain itu, penilaian obyektif membutuhkan proses yang lama karena dimulai dari suatu keadaan dimana kita sadar dari saat ke saat dalam waktu yang lama. 

Yang dimaksud kesadaran di sini bukanlah kesadaran consciousness, tetapi kesadaran awareness. 

Dalam kesadaran pikiran consciousness, selalu ada objek dan subjek. Dalam awareness, subjek atau si aku yang sadar tidak ada. Yang ada hanya objek-objek. Karena si subjek atau si aku tidak ada, maka objek tidak lagi disebut objek, tetapi cukup disebut "apa adanya".

Penilaian awareness tidak dilandasi oleh doktrin dan tujuan tertentu. Penilaian dengan kesadaran yang mendalam menilai apa adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun