Mohon tunggu...
Evodius Ra Kei
Evodius Ra Kei Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Semaris Tingkat 1Seminari Menengah Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman Seorang Seminaris

26 September 2024   12:12 Diperbarui: 26 September 2024   12:22 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi penulis

Hai, selamat datang di halaman saya, sebelum itu perkenalkan nama saya Evodius Ra Kei Imago Dei. Saya lahir di Kota kecil di Jawa Timur, tepatnya di Kota Mojokerto, saya lahir pada 8 November 2008. Saat ini saya menduduki bangku di SMA Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan Magelang. Sekedar informasi bahwa Seminari Mertoyudan ini merupakan pendidikan bagi seorang yang ingin menjadi imam, istilahnya sekolah ini terkhusus untuk calon imam.

Kehidupan sebagai seminaris, merupakan kehidupan yang sangat menarik bagi saya, kata seminaris merupakan sebuah jabatan yang tertanam atau yang melekat dalam diri pribadi yang menempuh pendidikan di SMA Seminari. Bukan hanya sebagai tempat pendidikan secara akademik maupun non akademik, Seminari mertoyudan menjadi salah satu tempat formasi pendidikan dalam pengembangan nilai-nilai kehidupan. Salah satu hal yang menjadi dasar nilai kehidupan ialah berdinamika bersama komunitas, tentu untuk membaur, dan membangun relasi sosial yang baik kepada sesama. Hal tersebut yang menjadi dasar utama nilai kehidupan yang diajarkan kepada kami.

Minggu, 21 Juli 2024, tepat di mana saya memulai perjalanan kehidupan yang baru, tepat juga sesuatu yang baru akan datang kepada saya. Dalam proses masuk menuju seminari tentu banyak hal yang perlu untuk direlakan seperti keluarga atau orang-orang yang disayangi. Keterpisahan menjadi pemikiran berat kala itu, keterpisahan bagi saya hal yang amat menyedihkan, apalagi harus berpisah dengan mereka yang disayangi, namun nyatanya keterpisahan yang terjadi bagi saya mampu menumbuhkan rasa syukur dan kedewasaan. Seperti pohon yang dicabut dan dipindah pada tanah yang baru serta disitulah ia akan dikembangkan, gambaran seperti itulah yang terjadi pada saya, saya dipisahkan dari orang yang saya sayang, lalu saya menuju ke tempat yang baru yaitu Seminari Mertoyudan, disitulah saya akan dikembangkan menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan terbaik.

Dalam perjalanan kehidupan sehari-hari, saya berusaha untuk selalu menjalaninya dengan enjoy, mungkin harus dihadang rasa rindu, namun itu semua saya terima dan saya menjadikan itu sebagai motivasi saya dalam menjalani kehidupan saya. Hingga saat ini, saya mampu menjalaninya, support keluarga dan teman-teman selalu mengiringi setiap perjalanan saya. Dengan tulisan yang saya buat, saya berpesan bahwa hidupilah panggilan yang Tuhan berikan kepada kamu, dan kembangkanlah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun