Puasa itu menyehatkan bukan lagi fakta baru. Jika dijalani dengan benar, selain bernilai ibadah, puasa mendatangkan berjuta manfaat bagi kesehatan. Hal ini telah dibuktikan oleh banyak penelitian.
Namun, bagi sebagian orang, masalah yang sering dihadapi saat berpuasa adalah berat badan yang justru meningkat. Hal ini karena kurangnya kontrol terhadap godaan untuk makan banyak selepas puasa, serta konsumsi aneka makanan 'spesial bulan puasa' yang begitu menarik hati. Jajanan demi jajanan pun dilahap, belum ditambah makanan berat, tanpa disadari kebutuhan kalori harian sudah jauh terlampaui.
Kita harus tetap menjaga asupan saat sahur dan berbuka agar sesuai dengan kebutuhan kalori harian. Bagi pengguna gawai, perhitungan kalori ini dapat dibantu oleh  aplikasi. Namun penggunaan angka-angka dalam aplikasi terlihat rumit dan membuat sebagian orang menjadi enggan untuk menghitung kalori harian yang masuk.
Ribet menghitung dengan angka? Gunakan metode Hand Measure System
Kebutuhan kalori individu sangat bervariasi tergantung dari jenis kelamin, usia, aktivitas fisik harian, kondisi kesehatan, dan lainnya. Dalam ilmu gizi, faktor-faktor tersebut masuk dalam perhitungan formula khusus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan tiap individu.
Terdapat cara praktis untuk menghitung 'porsi' makanan yang kurang lebih sama dengan menghitung 'kalori' makanan. Cara ini tentu lebih mudah diingat dan diterapkan. Metode ini disebut Hand Measure System atau Hand-sized Portion.
Satu porsi protein: satu telapak tangan
Satu porsi sayuran: satu kepalan tangan
Satu porsi karbohidrat: satu tangkup tangan
Satu porsi lemak: satu ibu jari
Pilihan untuk menu protein seperti daging, ikan, telur, keju, dsb. Pilihan karbohidrat seperti nasi, olahan gandum, olahan tepung terigu, buah, dsb. Porsi lemak atau minyak didapat dari minyak makan, mentega, biji-bijian, kacang, dsb. Pilihan sayur tentu berbagai macam, boleh sayuran hijau maupun yang lainnya. (Baca pilihan jenis makanan: Precision Nutrition)