Jika wajah yang membuatmu jatuh cinta, bagaimana caramu mencintai Tuhan yang tak berupa?
Kita mampu mengenal seorang penyair secara maknawi dari bait yang ia tulis. Kita mampu mengenal seorang pelukis dari lekukan tinta yang ia torehkan. Seorang pengrajin akan terlihat kepiawaiannya dari detail dan kualitas kerajinan tangan yang ia hasilkan. Apakah kita perlu bertemu dengan mereka secara langsung untuk mengenal mereka dan mengakui eksistensi mereka?
Eksklamasi keberadaan diri adalah lewat karya.
Setiap entitas yang ada adalah karya. Benda adalah karya, sistem adalah karya. Proses adalah karya, hasil adalah karya. Tuhan pun dikenal lewat karya-Nya. Kita belum diberi kapabilitas melihat Tuhan secara wujud semasa di dunia, namun kita mengakui eksistensi-Nya karena kita melihat karya-Nya yang nyata.
Kita mengakui keagungan karya-Nya mulai dari partikel Higgs Boson hingga tujuh level langit dan konstelasi alam semesta yang maha raksasa. Manusia tidak akan mampu membuat karya serupa milik-Nya. Namun manusia pada hakekatnya adalah khalifah Tuhan di muka bumi. Manusia memiliki tanggung jawab untuk menyelami dan merealisasikan sifat-sifat Tuhan dan salah satu sifat itu adalah untuk mencipta; berkarya, menghasilkan, membuahkan. Karya membuat manusia ada.
kar*ya /n/ 1. Pekerjaan; 2. Hasil perbuatan; buatan; ciptaan
Manusia diciptakan untuk saling memberi dan menerima, kontribusi dan akseptasi, produksi dan konsumsi. Namun, tidakkah kita sadar, modernisasi seolah mendorong manusia untuk lebih menonjolkan sisi konsumerisme? Menunggu, berpangku tangan, dan menikmati saja. Dalam ilmu kedokteran, ketidakseimbangan antara kontribusi dan akseptasi adalah biang dari banyak penyakit manusia.
Sebagai contoh, sel kanker adalah sel yang mengalami mutasi dan alterasi metabolisme, mengonsumsi makanan dan suplai yang seharusnya didistribusikan kepada sel-sel lain. Sel kanker adalah contoh sel yang hanya mengambil dan menerima, bahkan merebut milik orang lain. Sel kanker juga tidak berfungsi sebagaimana semestinya. Dari milyaran sel tubuh kita, sel kanker adalah sel yang menolak melakukan tanggungjawabnya melaksanakan fungsi fisiologis 'manusianya'. Sel kanker tidak sadar, ia adalah abdi dari manusia yang memilikinya. Ia menerima, tanpa memberi. Ia hanya mengonsumsi; akseptasi tanpa kontribusi. Konsumerisme adalah sikap yang mengotori diri dan itu telah tercermin bahkan dari tubuh kita sendiri.
Percayakah Anda?
Keadaan statis pada diri manusia adalah awal mula dari segala keresahan jiwa. Sepeda akan mulai kehilangan keseimbangannya ketika kita berhenti mengayuh. Sepeda itu akan oleng ke kiri dan kanan. Namun, bila kita tetap mengayuh, ia kembali stabil.