Mohon tunggu...
Evita Wafa
Evita Wafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi traveling dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mendorong Batu Alam (Kerajinan) Sebagai Penggerak Perekonomian UMKM di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat

14 Desember 2024   06:35 Diperbarui: 14 Desember 2024   06:35 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pabrik Batu Alam di Desa Sawo Kecamatan Campurdarat

Desa Sawo, Kecamatan Campurdarat - Desa Sawo, yang terletak di Kecamatan Campurdarat, tengah berupaya mendorong batu alam sebagai penggerak utama perekonomian UMKM di wilayah tersebut.  Dengan memanfaatkan potensi alam yang melimpah, Desa Sawo telah menjelma menjadi pusat kerajinan batu alam yang berkembang pesat.

Dalam proses pengolahan batu alam di Desa Sawo melibatkan tahapan yang detail dan penuh keahlian. Bahan baku, seperti batu andesit dan batu alam lainnya, didatangkan dari berbagai daerah seperti Ponorogo, yang terkenal dengan kekayaan batuan alamnya.  Di Desa Sawo, para pengrajin mengolah batu alam menjadi kerajinan hiasan dinding yang unik dan menarik, yang dikenal dengan nama "wallcoding".

Proses pembuatan wallcoding melibatkan pembelahan batu alam (balok) menjadi bagian-bagian kecil, kemudian disusun dan direkatkan dengan lem hingga membentuk pola hiasan dinding yang indah.  Untuk batu andesit, pengrajin menggunakan teknik pembakaran untuk menciptakan tekstur kasar yang tahan terhadap cuaca ekstrem.

Foto Proses Pembuatan Batu Alam di Pabrik Desa Sawo Kecamatan Campurdarat
Foto Proses Pembuatan Batu Alam di Pabrik Desa Sawo Kecamatan Campurdarat
Meskipun memiliki potensi besar, usaha kerajinan batu alam di Desa Sawo juga menghadapi sejumlah tantangan. Persaingan harga yang ketat di antara para pengrajin menjadi salah satu kendala utama.  "Terlalu banyak pengusaha kecil di sini, jadi kami seringkali bersaing dalam harga," ujar salah seorang pengrajin.  Tantangan lainnya adalah ketersediaan bahan baku yang dipengaruhi oleh musim.  Saat musim hujan, bahan baku menjadi sulit didapat karena rawan longsor.
Saat ini, terdapat 8 pabrik pembelahan batu dan 20 industri rumahan kecil yang bergerak di bidang kerajinan batu alam di Desa Sawo.  Untuk menjaga kualitas produk, para pengrajin sangat memperhatikan pemilihan bahan baku. "Kami mempertahankan pemasok bahan baku utama karena kualitas bahan baku sangat berpengaruh pada hasil akhir," jelas salah seorang pengrajin.

Teknologi digital, khususnya media sosial, memainkan peran penting dalam pemasaran produk kerajinan batu alam dari Desa Sawo.  "Market place seperti Tokopedia dan media sosial seperti Instagram sangat membantu kami dalam memasarkan produk," ujar salah seorang pengrajin.  Melalui platform digital, mereka dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik di dalam maupun luar daerah.

Dalam hal ini, Desa Sawo memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri kerajinan batu alam sebagai penggerak ekonomi lokal.  Dengan memanfaatkan potensi alam yang melimpah, keterampilan para pengrajin, dan dukungan teknologi digital, Desa Sawo dapat menjadi pusat kerajinan batu alam yang maju dan berdaya saing.  Namun, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, seperti persaingan harga dan ketersediaan bahan baku, agar industri ini dapat berkembang secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun