Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku, budaya, bahasa, dan agama. Hal itu harus dipahami oleh seluruh warga Indonesia. Seperti seboyan kita "Bhinneka Tunggal Ika" meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu yaitu Indonesia. Sudah sepatutnya kita menghargai sesama. Meskipun telah kita ketahui warga Indonesia mayoritas beragama Islam. Bukan berarti kita sebagai orang islam dengan sombongnya tidak bisa menerima agama lain atau kepercayaan orang lain. Semua orang telah mempunyai Hak Asasi Manusia masing-masing yang telah ditetapkan secara hukum di Indonesia. Mereka bebas memilih agama atas kepercayaan mereka masing-masing.
Terkait isu social yang terjadi di Indonesia baru-baru ini, adanya penyerangan sebuah gereja di Yogyakarta. Salah satu berita yang saya baca memaparkan berita ini dengan jelas, bahwa saat itu pada 11 Februari 2018 seorang pemuda yang bernama Suliyono warga Krajan Rt 02/Rw 01 Kandangan, Pesanggrahan Banyuwangi, Jawa Timur melakukan penyerangan dengan senjata tajam saat ibadah Misa.Â
Pelaku tersebut masuk ke gedung utama gereja sambil mengacungkan senjata tajam sehingga para jemaat ibadah Misa membubarkan diri. Selanjutnya pelaku berlari ke arah Pastor Gereja dan langsung menyerang romo Prier yang sedang memimpin ibadah Misa, tidak hanya itu pelaku juga menyerang para jemaat yang masih berada di dalam gereja dan mengenai korban Budi Purnomo dengan benda tajamnya.Kejadian itu sangat meyalahi hukum di Indonesia. Mengapa masih ada tindakan kekerasan umat beragama seperti itu? Dimana akal dan hatinya?. Kita berada dalam sebuah negara hukum yang berpegang pada UUD 1945 dan Pancasila. Yang mana semua itu harus kita tanamkan dalam hati dan dilaksanakan sebaik mungkin dalam negara yang penuh kasat-kusut ini. Kekerasan umat beragama dapat membuat negara hancur. Sudah banyak problematika yang membuat negara ini sangat memprihatinkan.Â
Kita telah mengetahui banyak permainan politik yang membuat warga Indonesia sengsara atau atas terjadinya pelanggaran hukum korupsi. Apakah akan kita tambah dengan permusuhan antar agama yang akan membuat negara hancur? Salah satu isu actual ini membuat Presiden Joko Widodo untuk mengucapkan dengan tegas mengenai tidak ada tempat bagi kelompok intoleran di Indonesia.
Menurut saya, pernyataan tersebut perlu dipertanyakan. Yang pertama tidak semua hal harus ditoleransi. Kita harus membedakan dan memilah hal apa yang bisa ditoleransi dan tidak dapat ditoleransi. Dalam kasus ini saya setuju dengan Presiden Joko Widodo bahwa orang yang melakukan tindakan kekerasan umat beragama harus mendapat hukuman yang tegas. Karena kekerasan umat beragama akan memicu konflik yang lebih besar antar umat beragama. Dan itu akan membuat bumi pertiwi penuh dengan darah.Â
Oleh karena itu, Presiden Jokowi melakukan penegasan hukum atas isu ini dan menyatakan dengan tegas bahwa bangsa Indonesia tidak mempunyai tempat untuk kelompok Intoleran. Tetapi, jika saya kaitkan isu social actual ini dengan isu social yang lain yaitu mengenai tanggapan pro-kontra atas penerimaan kaum LGBT yang sempat booming. Apakah kita harus toleransi dengan memegang asas kemanusiaan?. Ingat, selain mempunyai hukum kita juga mempunyai agama. Agama Islam sangat menolak keras perbuatan yang menjijikkan tersebut. Tidak bisa kita serta merta menerima kaum LGBT ini. Karena, dosa zina yang mereka perbuat akan berimbas juga kepada kita.
Jadi, yang harus kita lakukan sekarang adalah mari berdoa dan berjuang bersama-sama untuk menegakkan perdamaian dan keadilan di negara Indonesia tercinta ini. Jangan sampai kita memperkeruh suasana ketika ada isu-isu social lainnya, yang dapat memicu pemikiran negative dari orang lain. Berperilakulah yang bijaksana, jangan memperbesar isu-isu tersebut yang justru akan kontra produktif bagi penanganan kasus yang ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI