Mohon tunggu...
Evita ParasTiti
Evita ParasTiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya memasak dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengurai Benang Kusut "Trauma Anak"

24 Mei 2024   22:01 Diperbarui: 24 Mei 2024   22:02 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Trauma pada anak merupakan isu yang sering kali terabaikan dalam masyarakat kita. Anak-anak, yang seharusnya menikmati masa kanak-kanak dengan ceria, sering kali harus menghadapi berbagai pengalaman traumatis yang dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan psikologis dan emosional mereka. Trauma pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, bencana alam, atau kehilangan orang yang dicintai. setiap pengalaman traumatis ini meninggalkan luka mendalam yang sulit disembuhkan tanpa penanganan yang tepat. Anak-anak yang mengalami trauma cenderung menunjukan berbagai gejala seperti kecemasan, depresi, kesulitan berkonsentrasi, hingga perubahan perilaku yang drastis. 

Penanganan trauma pada anak memerlukan pendekatan yang holistik dan sensitif. Pertama, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengenali tanda-tanda trauma dan segera mencari bantuan profesional. konseling dengan psikolog anak atau terapis trauma dapat membantu anak mengatasi perasaan mereka dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat. Selain itu, dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat krusial. Sekolah dan komunitas harus berperan aktif dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak yang mengalami trauma. Program edukasi dan pelatihan untuk guru dan staf sekolah tentang bagaimana mengenali dan merespon tanda-tanda trauma dapat menjadilangkah awal yang efektif.

Tidak kalah penting, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental anak. Stigma terhadap masalah kesehatan mental harus dikikis agar orang tua tidak ragu untuk mencari bantuan profesional ketika anak mereka membutuhkannya. Sehingga pada akhirnya, trauma pada anak bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Dengan penanganan yang tepat dan dukungan yang memadai, anak-anak yang mengalami trauma dapat kembali menjalani hidup yang sehat dan produktif. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan dan perawatan yang mereka butuhkan untuk pulih dari luka batin mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun