Rudy Habibie bikin BaperÂ
By: Evi SusilowatiÂ
Sambil menunggu acara wisuda anakku yang ke dua, aku iseng tuntaskan ceritaku yang tertunda. Ada kesan baik yang ingin disampaikan dengan apa yang dirasakan pada saat itu. Rasa itu membekas dalam hati saya karena kisah Rudy Habibie. Kisah Rudy Habibie yang bikin baper.Â
Sepulang dari kegiatan upacara HUT RI ke 79, rasa lelah tak tertahankan . Maklum selama 8 hari menjelang peringatan HUT RI lembur latihan paduan suara, jadi selalu pulang lebih sore alias jelang magrib. Tahun ini tugasku yang biasa menjadi kandektur atau dirigen paduan suara digantikan oleh guru lain yang lebih muda. Kali ini tugasku sebagai koordinator paduan suara mau tidak mau harus stand by lebih awal dan pulang belakangan.Â
Niatnya mumpung masih ada waktu untuk istirahat mau rebahan alias bobo siang dulu hehehe. Tapi nyatanya nggak bisa tidur karena terganggu oleh kerasnya suara tayangan televisi yang disetel anakku Bagus. Mendengar celotehan anak-anak begitu seru menyaksikan siaran televisi tersebut. Kucoba simak baik-baik percakapan film di televisi . Ternyata serial tentang perjuangan.Â
Bulan kemerdekaan, serial televisinya pun bernuansa perjuangan kemerdekaan. Istirahat gak bisa akhirnya ikut nimbrung nonton TV bareng anak-anakku. Tayangan yang bikin heboh anak-anak usai berganti dengan film Rudy Habibie. Penasaran ingin nonton film Rudy Habibie episode 2 sampai akhir, seperti apa sih isi ceritanya.Â
Film Rudy Habibie berhasil membuat kami menangis terharu. Saya dan anak ikut larut dalam ceritanya. Film Rudy Habibie menurut saya sarat dedikasi yang luar biasa. Film tersebut menceritakan perjalanan Habibie dari masa kecilnya sampai masa kuliah dengan dihiasi perjalanan cinta pertamanya.Â
Pantaslah Habibie atau B.J Habibie atau lebih dikenal akrab eyang Habibie itu menjadi bagian dari salah satu tokoh besar di dunia khususnya Indonesia. Pendidikan yang ditanamkan oleh orang tuanya sangat berpengaruh dengan keberadaanya menjadi orang super yang berpengaruh besar di dunia khususnya bidang dirgantara. Orang tuanya tidak hanya menanamkan ilmu pengetahuan umum namun pendidikan agama yang kuat sejak kecil dan kemandirian sehingga membentuk karakter kepribadian anak-anaknya masyaallah luar biasa sholeh dan sholehah tawadhu penuh kesederhanaan. Ya sekalipun Habibie berasal dari keluarga ningrat dan berada namun kesederhanaan sangat melekat karena didikan orangtuanya.Â
Habibie merupakan anak yang kuat mentalnya itu bisa terlihat ketika menggantikan posisi ayahnya sebagai imam ketika sholat berjamaah bersama keluarga intinya. Itulah yang membuat haru, air mata pun tak terbendung menyaksikan alur ceritanya yang luar biasa bagus sekali. Saya jadi penasaran ingin membaca bukunya.Â
Cita-cita Habibie ingin menciptakan pesawat terbang itu tercetus sejak kecil atas dorongan atau bimbingan dan ucapan ayahnya yang menjadi doa untuk Habibie sehingga akhirnya dikemudian hari Allah SWT mewujudkannya. Saya jadi teringat dengan kata-kata dari seorang alim ulama bahwa kata-kata baik seorang ayah kepada anaknya akan menjadi doa yang lebih makbul dibandingkan serapahnya. Beda atau kebalikannya dengan seorang Ibu. Seorang ibu harus berhati-hati dengan ucapan jeleknya atau serapah untuk anaknya karena serapahnya menjadi doa yang lebih makbul dari ucapan baiknya. Begitulah ayah Habibie yang selalu mengutarakan kata- kata ujaran baik untuk anaknya Habibie dan saudara Habibie lainnya yang merupakan doa kebaikan untuk masa depan anak-anaknya. Luar biasa...ini jadi pembelajaran kita sebagai orang tua terhadap anaknya.Â
Habibie seorang tokoh yang kuat dan teguh pendirian. Banyak teladan yang bisa dilihat dan ditiru oleh kita diantaranya yaitu: rajin, ulet, giat, dan tak pernah putus asa. Habibie selalu berusaha pantang menyerah sekalipun aral menghadangnya. Allah SWT selalu jadi tempat mencurahkan keluh kesahnya. Kata-kata motivasi ayahnya pun selalu menjadi tolak ukur perjalanan hidupnya. Kata-kata mutiara itu juga ikut memberikan sugesti positif pada diri saya. " Jadilah mata air, mata air itu akan mengalir membawa pengaruh yang luar biasa. Jika mata air itu baik maka kebaikan itu akan mengalir membawa pengaruh baik di sekitarnya. Jika mata airnya tidak baik, ketidak baikannya pun ikut mengalir di sekitar kita. Mata air itu adalah hati dan peran kita. Jadilah peran yang berhati baik bak mata air yang membawa kebaikan di sekitarnya.Â