Mohon tunggu...
Evistanoscha Chimera
Evistanoscha Chimera Mohon Tunggu... -

You can call me EVISTANOSCHA CHIMERA, sebuah nama pena yang tercetus saat listrik padam. Sekarang kuliah di jurdikmat prodi matematika murni swadana 2011 Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Drama Musikal Pentas Laboratory “Tiga Bulan” Persembahan dari SEKRUP FMIPA UNY

24 Desember 2011   06:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta: Penyajian yang menarik, tidak mudah ditebak, dan lucu namun tetap sarat dengan amanat, itulah drama musikal yang diusung oleh rekan-rekan UKMF SEKRUP Fakultas FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta pada hari Kamis, 22 Desember 2011 di salah satu ruang pentas FBS UNY. Pentas laboratory bertajuk “Tiga Bulan” ini menyatukan berbagai tampilan dari divisi tari, divisi teater, divisi seni musik, dan divisi seni rupa yang mayoritas diperankan oleh anggota baru UKMF SEKRUP FMIPA.

“Saya sangat mengapresiasi atas terselenggaranya pentas seni dari teman-teman UKMF SEKRUP. Bagus dan sangat luar biasa! Salam dasyat dari Himatika untuk teman-teman SEKRUP dan pecinta seni,” komentar Rizki Lazuardi, ketua Himpunan Mahasiswa Matematika FMIPA UNY.

“Dramanya memang sederhana tapi bermakna banyak dan yang memiliki nilai plus karena kemasannya lucu,” ujar Ronggo dari Fakultas Teknik UNY disela-sela penutupan pentas laboratory.

Pentas Laboratory ini dianggap sebagai ajang praktikum bagi mahasiswa FMIPA yang tergabung di SEKRUP. “Anak FMIPA identik dengan laboratorium, tempat uji coba dari teori-teori yang telah didapatkan, ya makanya kami membuat pentas Laboratory,” jelas Arga Brastendar, ketua UKMF SEKRUP.

“Benar-benar berbeda. Tidak menyangka teman-teman dari fakultas MIPA yang notabene pemikir ternyata memiliki kreasi seni yang menakjubkan. Suara vokalis dari divisi musik sangat menyentuh hati. Divisi seni rupa juga berperan banyak dalam kesuksesan pentas ini, ornamen-ornamennya diluar nalar para pecinta seni, sungguh menakjubkan. Mungkin wajar bila pentas laboratory sekreatif ini dimainkan oleh teman-teman dari FBS UNY, tapi ini hasil mahasiswa FMIPA lho,” puji salah satu penonton dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY yang enggan disebutkan namanya.

Acara pentas laboratory “Tiga Dunia” dibuka pukul 19.30 dengan prolog, disambut tarian dari divisi seni tari. Musikal drama yang berlangsung selama tiga jam itu bercerita tentang tokoh utama April (Ria Indriyani), anak tunggal keluarga parelente yang mengalami perubahan sifat dari anak manja dan egois menjadi lebih baik setelah tiga bulan menjadi relawan tsunami bersama Roni (Prasetyo Anggun) di daerah Tanjung Harapan. April diam-diam menyimpan perasaan pada Roni yang selalu ceria, dekat dengan anak-anak, dan tidak mudah menyerah. Selama tiga bulan di daerah Tanjung Harapan banyak hal yang mengusik hati April, termasuk saat April melihat kegigihan Roni membantu Lina (Nur Arfiani) mencari Ibu kandungnya, saat teman-teman seperjuangannya tanpa keluh membantu korban tsunami, dan saat dimana April mengetahui bahwa Roni ternyata juga salah satu korban tsunami. Tidak hanya itu, pentas laboratory juga menyinggung tentang keadaan Indonesia pada masa kini yang mulai terlihat jelas perbedaan antara si kaya dan si miskin, pembangunan gedung-gedung mewah yang tidak memerhatikan lingkungan sekitar, kehidupan para nelayan yang semakin hari semakin memprihatikan, dan eksplorasi sumber daya alam secara besar-besaran yang dilakukan oleh beberapa oknum pebisnis. Semua penonton ikut larut dalam suasana yang dibangun para pemain divisi teater berkolaborasi dengan divisi seni musik yang mengangkat nuansa ketulusan, romansa cinta, kasih sayang, canda tawa, tangis, dan harapan.

Bertepatan dengan hari Ibu di Indonesia, pentas besutan sutradara Septian Johan Wibowo dengan naskah karya Rizal Budi Margani dan Kumalasari Anjas Meilina tidak lupa memberi sentuhan tentang perjuangan sosok Ibu dengan berbeda profesi dan gaya. “Aku benar-benar menangis saat akting di panggung. Saat itu peran ku jadi anak yang terpisah dari ibunya saat tsunami dan dipertemukan lagi berkat usaha keras dari tokoh Roni. Aku jadi kangen ibu dan pengin memeluk ibu. Aku lupa kalau hari ini (22/12) hari ibu dan aku belum bisa mengucapkan selamat hari ibu ke ibu ku gara-gara handphone semua pemain disita pak ketua seharian,” cerita Nur Arfiani, pemeran tokoh Lina.

Pentas laboratory “Tiga Bulan” bisa jadi telah membukakan mata hati kaum muda untuk lebih peduli dengan hal-hal yang selama ini tidak terbersit di pikiran, namun yang dibutuhkan bangsa saat ini adalah langkah nyata menjadikan Indonesia lebih baik. Salam ‘cemungud’ dari SEKRUP FMIPA UNY kepada pecinta seni dan perdamaian di Indonesia.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun