Bagi yang aktif berselancar di media sosial, baik instagram, facebook, tiktok, atau media lain, mungkin sering lewat di beranda anda atau FYP (For Your Page) tentang penggunaan mukena di daerah sulawesi selatan. Bahkan saat ini diistilahkan  dengan " Outfit of The Day (OOtD)  perempuan sulawesi. Di wilayah sulawesi selatan terutama di daerah Bugis Makassar seperti Sidrap, Pinrang, Parepare, Barru, Makssar,  Sengkang dan beberapa wilayah lainnya, mukena bukan hanya digunakan untuk keperluan ibadah sholat, namun digunakan sebagai outfit untuk berbagai aktivitas. Bahkan di daerah kabupaten Sidrap, mukena sangat umum terlihat digunakan oleh kaum perempuan dalam berbagai kesempatan; di pasar, sekitaran rumah, antar anak sekolah, bahkan ke pesta. Di daerah ini, menurut info terpercaya, mukena bahkan digunakan ke pesta perkawinan. Mukena yang digunakan di berbagai aktivitas harian ini tentunya sudah di pola pengunaannya oleh sang pemilik. Ada yang memang untuk kegiatan ibadah dan kegiatan harian seperti ke sekitaran rumah, pasar, antar anak, ke warung atau supermarket. Terkhusus untuk acara perkawinan, mukena yang digunakan adalah mukena premium dengan harga yang bukan kaleng-kaleng, alias harga juga bersaing, Di kalangan pengguna mukena ini, tampilan mukena harus yang berkelas, dan ini jugalah salah satu alasan kenapa mereka mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk menggunakan mukena di lokasi perkawinan ( prestise).
Di sekolah anak saya yang berasrama di daerah kota Parepare, Â sangat umum melihat anak remaja putri ini memakai mukena bila pulang sekolah, baik saat kerja tugas kelompok, berkegiatan sore atau malam, pergi ke koperasi atau menemui tamu kunjungan mereka. Menurut cerita anak saya, teman-temannya yang berasal dari luar sulawesi awalnya heran dengan kebiasaan teman-temannya yang menggunakan mukena bila keluar kamar. Namun setelah di jelaskan kalau ini pakaian terpraktis bila keluar kamar sesaat, mereka malah mulai terkontaminasi dan ikut berpartisipasi.
Pengunaan mukena ini memang praktis disatu sisi bagi kalangan perempuan bugis makassar, namun perlu diperhatikan dari aspek keamanannya.  Penulis sangat sering berpapasan dengan ibu-ibu yang berkendara dengan mukena yang melambai karena hambusan angin, dan ini berindikasi bahaya karena ada kemungkinan ujung/pinggiran mukena ini bisa masuk di roda mesin motor. Bahaya lainnya adalah menganggu pandangan pengguna kendaraan lainnya yang ada di belakang atau disamping pengendara lainnya. Menurut ucapan netizen yang terbaca di sosial media, terkadang pengendara lainnya terganggu dengan pemotor perempuan yang menggunakan mukena ini karena lambaian mukena ini mengganggu pandangan pengendara di belakang atau disamping si pemotor ini. Tentunya ini harus menjadi perhatian  untuk menjaga keselamatan bersama. Sebagai penutup tulisan,mukena bisa memberikan banyak ide fungsi bagi kalangan penggunanya, namun sebaiknya tetap mempertimbangkan unsur keselamatan dan estetikanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H