Sejak menjadi dosen di tahun 2011, menghadiri acara wisuda di kampus Universitas Muhammadiyah Parepare yang dilakukan 2 kali setahun, bulan Mei dan Oktober adalah hal rutin yang penulis lakukan. Mengamati selebrasi wisuda mahasiswa S1, S2, dan S3 menjadi sebuah hiburan ringan bagi saya. Ada berbagai hal menarik yang mengiringi kegiatan ini, mulai dari persiapan panitia wisuda mempersiapkan segala sesuatu baik undangan, lokasi wisuda, pengadaan baju wisuda, dokumentasi, konsumsi dan berbagai printilan lainnya, hingga persiapan calon wisudawan wisudawati itu sendiri.
Menjelang puncak acara wisuda, terutama sehari sebelum hari wisuda, bisa dipastikan suasana kampus sangat meriah dan ramai. Antrian di bagian pengambilan toga dan jubah wisuda sangat panjang hampir memenuhi panjang koridor gedung. Ruangan kantor saya di gedung Pascasarjana termasuk yang ramai dikunjungi oleh calon wisudawan wisudawati. Ada yang datang untuk pengambilan kostum wisuda, ada yang melepas rindu dengan sesama teman alumni, ada yang khusus datang menemui ketua program studi untuk bercerita lika liku selama kuliah hingga akhir penyelesaian studinya, dan beragam tujuan lainnya. Raut wajah bahagia para alumni terlihat jelas meski dibalut kelelahan mengurus ini dan itu.
Selebrasi, Integritas, dan Totalitas Wisudawan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara informal dengan wisudawan, selebrasi wisuda oleh wisudawan/ti ditanggapi berbeda beda. Bagi anggota organisasi, spanduk / flyer berisi foto dan ucapan selamat akan terpampang nyata di sekitar lokasi wisuda. Begitupun ucapan selamat dari pihak fakultas ke wisudawan, di selebrasi lewat e-flyer di akun media sosial fakultas atau spanduk yang terpajang di lokasi wisuda. Bagi wisudawati, selebrasi wisuda lebih kompleks bentuknya meliputi beberapa rangkaian seperti persiapan baju / gaun / kebaya, batik, dan sejenisnya. Banyak yang memang mempersiapkan secara khusus outfit wisuda dan varian harga pun berbeda-beda, dari ratusan ribu hingga jutaan. Dari hasil wawancara dengan mereka, outfit wisuda menjadi wajib bagi totalitas tampilan di hari H.. Bagi yang mempunyai pasangan suami/istri dan anak, berpakaian seragam tidak boleh terlewatkan, minimal baju batik senada. Ada pula yang khusus jahit kebaya untuk momen spesial ini.
Tampilan tata rias wajah di hari spesial ini tentunya jadi agenda penting lainnya yang harus di persiapkan wisudawati. Jika ditilik persentase wisudawati, 9 dari 10 akan memakai jasa MUA Make Up Artist baik MUA standar maupun yang profesional. Hasil wawancara dengan wisudawati mengatakan mereka merogoh kocek antara 50 hingga jutaan rupiah untuk hasil make up wisuda. Ada yang rela booking jasa salon jauh hari sebelumnya dan rela antri sejak jam 4 subuh atau lebih awal lagi, tergantung jumlah bookingan salon untuk make up wisuda ini. Ada juga yang memakai jasa tata rias keliling. Tata rias keliling ini menawarkan jasa dari rumah ke rumah dengan biaya yang lebih murah daripada d,i salon, berkisar antara 50 - 100 ribuan sekali rias. Bagi yang mempunyai dana lebih, akan menggunakan jasa make up yang lebih profesional dengan kisaran harga ratusan ribu hingga jutaan. Salah satu mahasiswa yang diwawancarai merogoh kocek 200 ribu untuk riasan wisuda ini dengan hasil riasan yang lumayan halus. Ada pula mahasiswi yang membayar 700 ribu demi tampil memukau di hari bersejarah hidup mereka. Tampilan riasan wisuda para mahasiswi dengan berbagai tingkatan harga pada selebrasi wisuda ini menunjukkan totalitas mereka merayakan selebrasi penyelesaian kuliah. Hasil riasan di foto berikut menggunakan jasa rias yang berbeda-beda
Kenangan foto wisuda dengan jasa fotografer profesional tidak boleh terlewatkan juga. Banyaknya jasa fotografi disekitaran lokasi wisuda menjadi alternatif solusi mengenang memori wisuda kelak. Ada banyak photo booth wisuda dengan varian harga yang ditawarkan,mulai dari kisaran puluhan ribu hingga ratusan,tergantung hitungan jepret foto. Ini layanan yang paling banyak peminatnya karena murah dan bisa jepret bersama keluarga. Ada pula yang khusus menyewa jasa fotografer yang dibayar perjam. Menurut salah satu wisudawati,dia membayar jasa fotografer khusus seharga 200ribu/perjam dan lokasinya sekitar lokasi wisuda saja. Ada pula yang membayar 700ribu/perjam dengan spot foto yang beda-beda dan hasil yang lebih bagus. Gambar berikut mahasiswa dengan riasan yang berbeda bedaÂ
Ini agak berbeda dengan perayaan wisuda di Australia,terutama di Monash University, Melbourne, tempat kuliah program master penulis. Selebrasi wisuda tidaklah setotalitas itu. Riasan khusus tidak dominan terlihat, dan tampilan alamilah yang ditonjolkan. Begitupun untuk sesi pemotretan,ada fasilitas yang disiapkan kampus secara gratis dan langsung tercetak dalam bentuk foto dompet (sejenis foto polaroid),namun bila hendak mencetak dengan ukuran khusus pajangan, ada tambahan biaya tertentu.
Namun kebahagian selebrasi akademik tetaplah sama, panggung wisuda yang anggun, penjual bunga dan  berbagai pernik wisuda, photo booth wisuda, senyum bahagia wisudawan dan keluarganya, sudut foto ikonik di sekitaran kampus tetaplah nyata terlihat. Integritas akademik yang telah dilalui bertahun tahun dengan perjuangan, akhirnya dirayakan dengan buncah kebahagian.
Terlepas dari totalitas para wisudawan dan wisudawati dalam menyambut perayaan wisuda, nilai integritas sebagai akademisi dan peneliti akan terus melekat di jiwa mereka.
