Setiap orang, begitu juga kita sendiri menginginkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kita ingin menjadi seseorang yang lebih baik dari hari ini ataupun hari kemarin. Bahkan ketika kita melakukan sebuah keburukan, terbersit untuk menolak melakukan itu. Nurani kita memberontak, hati terasa gelisah, tidak tenang, dan diri kita merasa bersalah karena melakukan hal itu.
Kita sering mengabaikan bisikan kebaikan yang terdengar halus dan lembut itu, mungkin kita telah tenggelam dan asyik tetap pada keburukan sehingga kita merasa pada zona nyaman. Bahaya sekali ketika kita menikmatinya.. astaghfirullah..
Kita hanya butuh BERANI. Kita takut bila kita berubah lebih baik, nanti kembali lagi menjadi yang buruk lagi. Gaeees.. manusia itu memang tempatnya salah dan lupa. Wajar saja, ketika kita kadang keliru. Akan tetapi, di sini kita perlu yang namanya “proses”.
“Emang ada komentar tidak suka tentang pakaianmu, Vi?”
“Ada, komentar pedaspun ada.”
“Lalu, menyikapinya bagaimana Mbak?”
“Senyumin aja.. Komentar-komentar itulah bagian dari sebuah proses, dek. Nah, untuk menjadi lebih baik harus berani. Karena, kita akan diuji seberapa kuat kemauan untuk menjadi lebih baik.”
“Orang tua mendukung ya Mbak?”
“Alhamdulillah.. Awalnya mereka bertanya, ‘nduk. Kamu ki kenapa?kok kudunge bedo?’ sebagai orangtua mereka khawatir jika aku tersesat pada aliran tertentu, itulah wujud cinta mereka.”
“Iya Mbak, betul.”
“Keluarga kitapun bisa jadi ujian pula, dek. Kalau benar-benar berani menjadi lebih baik, harus kuat menghadapi berbagai resiko, insyaAllah Allah mudahkan.”