Mohon tunggu...
Evi Nurhidayah
Evi Nurhidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Madrasatul ula untuk si kecil mungil

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara Mengajarkan Anak Agar Tidak Konsumtif Menjelang Ramadhan dan Lebaran

5 Februari 2025   21:17 Diperbarui: 5 Februari 2025   21:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukan Faktor Ekonomi, Ini Alasan Masyarakat Lebih Konsumtif Saat Momen Lebaran (Sumber: MNC Media)

Ramadhan dan Lebaran sering kali identik dengan tradisi belanja---mulai dari membeli pakaian baru, makanan khas, hingga berbagai barang yang sepertinya wajib dimiliki. 

Hal ini sering kali menumbuhkan budaya konsumtif, terutama pada anak-anak. Ketika melihat banyaknya iklan dan tawaran menarik, anak-anak bisa dengan mudah berpikir bahwa kebahagiaan Lebaran datang dari memiliki barang baru. Padahal, esensi sejati dari Ramadhan dan Lebaran adalah kesederhanaan, berbagi, dan mempererat hubungan dengan keluarga serta sesama.

Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting untuk mengajarkan anak bahwa kebahagiaan tidak datang dari berbelanja, melainkan dari nilai-nilai yang lebih mendalam seperti ibadah, berbagi, dan menghargai yang ada. Lalu, bagaimana cara mengajarkan anak agar tidak terjebak dalam budaya konsumtif menjelang hari raya? Simak beberapa tips sederhana namun ampuh yang bisa diterapkan agar Ramadhan dan Lebaran kali ini lebih bermakna!

1. Kenalkan Makna Ramadhan dan Lebaran yang Sesungguhnya

Sebelum anak terbiasa melihat Lebaran sebagai momen belanja besar-besaran, orang tua perlu menanamkan pemahaman bahwa Ramadhan adalah waktu untuk meningkatkan ibadah, menahan diri, dan berbagi dengan sesama. Bukan sekadar tentang baju baru atau makanan berlimpah.

Ajak anak memahami kesederhanaan Rasulullah. Ceritakan bagaimana Rasulullah dan para sahabat tetap hidup sederhana meskipun memiliki banyak kesempatan untuk berlebihan.
Gunakan cerita dan pengalaman. Misalnya, ajak anak berdiskusi, "Apa yang membuat Lebaran menyenangkan? Apakah karena baju baru atau karena bisa berkumpul bersama keluarga?"
Bangun kebiasaan berbagi sejak Ramadhan. Libatkan anak dalam kegiatan berbagi, seperti membagikan takjil atau sedekah kepada mereka yang membutuhkan.

2. Ajarkan Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Banyak anak yang belum memahami perbedaan antara apa yang benar-benar dibutuhkan dan apa yang hanya diinginkan. Jika ini tidak diajarkan sejak dini, mereka bisa tumbuh dengan kebiasaan membeli sesuatu hanya karena tergoda, bukan karena benar-benar perlu.

Gunakan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika anak meminta baju baru, tanyakan, "Apakah baju yang lama masih bagus dan bisa dipakai?"
Buat daftar belanja bersama anak. Saat berbelanja kebutuhan Ramadhan, ajak anak untuk menyusun daftar dan menjelaskan mengapa hanya hal-hal tertentu yang perlu dibeli.
Latih anak untuk menunda keinginan. Misalnya, jika anak ingin mainan atau barang baru, beri tantangan untuk menabung terlebih dahulu sebelum membelinya.

3. Jadi Contoh dengan Gaya Hidup yang Sederhana

Anak-anak belajar dengan meniru orang tua. Jika mereka melihat orang tua sering tergoda diskon dan membeli barang yang tidak diperlukan, mereka juga akan melakukan hal yang sama.

Belanja dengan bijak dan terencana. Tunjukkan kepada anak bahwa orang tua juga membuat daftar belanja dan tidak mudah tergoda oleh promosi.
Tolak godaan konsumtif dengan sadar. Ketika tergoda membeli sesuatu yang tidak perlu, tunjukkan kepada anak bahwa kita bisa menahan diri dan mengutamakan hal yang lebih penting.
Kurangi kebiasaan membeli barang baru setiap Lebaran. Jika ingin membeli sesuatu, pilih yang benar-benar diperlukan dan tahan lama.

4. Ajak Anak untuk Berbagi dengan Sesama

Ketika anak terbiasa berbagi, fokus mereka akan bergeser dari memiliki banyak barang menjadi membuat orang lain bahagia. Ini membantu mereka memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari belanja.

Libatkan anak dalam kegiatan amal. Ajak mereka ikut menyiapkan makanan berbuka untuk tetangga, menyumbangkan pakaian, atau menyisihkan sebagian uang jajan untuk sedekah.
Ajarkan nilai kepedulian. Ceritakan bagaimana berbagi bisa membuat orang lain merasa lebih bahagia dibandingkan sekadar membeli barang baru.
Gunakan pengalaman nyata. Jika memungkinkan, ajak anak mengunjungi panti asuhan atau berbicara langsung dengan orang yang membutuhkan bantuan.

5. Latih Anak Mengelola Uang dengan Bijak

Jika anak sudah mendapatkan uang saku atau THR (Tunjangan Hari Raya), ajarkan mereka cara mengelola uang agar tidak langsung habis untuk hal-hal yang tidak perlu.

Buat aturan pembagian uang THR. Ajak anak untuk membaginya ke dalam tiga kategori: tabungan, kebutuhan, dan sedekah.
Gunakan metode celengan atau amplop. Misalnya, anak bisa menyimpan uang di amplop terpisah untuk setiap kategori agar lebih mudah mengelolanya.
Berikan tantangan untuk menabung. Misalnya, ajak anak menabung sebagian THR mereka dan lihat berapa banyak yang bisa dikumpulkan setelah Lebaran.

6. Kurangi Pengaruh Iklan dan Promosi

Anak-anak sangat mudah terpengaruh oleh iklan, terutama di televisi, media sosial, atau saat jalan-jalan di pusat perbelanjaan.

Batasi tontonan yang memuat banyak iklan. Jika anak sering menonton video atau acara TV yang banyak mempromosikan produk, coba alihkan ke konten yang lebih edukatif.
Diskusikan cara kerja iklan. Jelaskan kepada anak bahwa iklan dibuat untuk membuat kita merasa harus membeli sesuatu, meskipun sebenarnya tidak butuh.
Latih anak untuk tidak mudah tergoda promosi. Misalnya, saat melihat diskon besar-besaran, tanyakan kepada anak, "Apakah kita benar-benar butuh ini, atau hanya karena tertarik dengan harga murah?"

7. Ciptakan Tradisi Lebaran yang Lebih Bermakna

Lebaran tidak harus selalu identik dengan belanja besar-besaran. Ada banyak cara untuk merayakan Lebaran dengan lebih bermakna.

Buat tradisi keluarga yang lebih berfokus pada kebersamaan. Misalnya, menulis kartu ucapan untuk keluarga, memasak bersama, atau membuat hadiah sederhana untuk orang tersayang.
Kurangi kebiasaan membeli baju baru setiap tahun. Sebagai gantinya, buat momen berbagi pakaian lama yang masih layak pakai kepada mereka yang membutuhkan.
Rayakan Lebaran dengan silaturahmi dan kebersamaan. Ajak anak untuk lebih menikmati momen bertemu keluarga dan bermain bersama dibandingkan sibuk dengan barang baru.

Kesimpulan

Mengajarkan anak agar tidak konsumtif menjelang Ramadhan dan Lebaran adalah bagian dari pendidikan karakter yang penting. Dengan memberikan pemahaman tentang makna bulan suci, mengajarkan cara mengelola keinginan, serta membangun kebiasaan berbagi dan hidup sederhana, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak dalam mengelola keuangan dan memahami arti kebahagiaan yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun