Gumoh pada bayi adalah keluarnya susu atau makanan dari mulut bayi, biasanya setelah menyusu. Kondisi ini umum terjadi, terutama pada bayi usia kurang dari 6 bulan, karena sistem pencernaannya belum sepenuhnya matang. Gumoh sering kali dianggap normal dan tidak membahayakan, asalkan bayi tetap sehat, aktif, dan berat badannya bertambah dengan baik.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gumoh berbeda dengan muntah. Gumoh biasanya tidak disertai tekanan kuat dari perut dan berlangsung kurang dari tiga menit. Sekitar 50% bayi berusia di bawah tiga bulan mengalami gumoh 1--4 kali sehari, tetapi gejala ini umumnya berkurang setelah bayi berusia enam bulan. Sebagian besar bayi tetap tumbuh dengan baik meskipun sering gumoh.
Namun, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko gumoh, seperti pemberian susu berlebihan, udara yang tertelan saat menyusu, atau posisi menyusu yang salah. Penelitian juga menunjukkan hubungan antara kebiasaan tertentu, seperti penggunaan gurita, dengan peningkatan frekuensi gumoh. Sebuah studi di Aceh menemukan bahwa 54,4% bayi yang memakai gurita mengalami gumoh lebih dari 4 kali sehari, menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tekanan pada perut dengan gumoh.
Dengan memahami penyebab dan faktor risiko gumoh, orang tua dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Gumoh biasanya tidak berbahaya, tetapi konsultasi medis diperlukan jika terjadi tanda bahaya, seperti gumoh berwarna hijau atau berdarah, bayi tampak kesakitan, atau berat badan tidak bertambah.Â
 Penyebab Gumoh pada Bayi
Gumoh terjadi karena sistem pencernaan bayi yang masih berkembang. Berikut adalah beberapa penyebab umum gumoh pada bayi:
1. Sistem Pencernaan Belum Matang
Bayi memiliki sfingter esofagus bawah (katup antara kerongkongan dan lambung) yang belum sepenuhnya berkembang. Katup ini berfungsi mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Pada bayi, fungsi katup ini sering kali belum optimal sehingga susu mudah naik ke mulut.
2. Kelebihan Asupan Susu
Jika bayi minum terlalu banyak susu dalam satu waktu, lambungnya yang kecil tidak dapat menampung semuanya, sehingga kelebihan susu akan keluar melalui mulut.
3. Udara yang Tertelan Saat Menyusu
Bayi yang menyusu terlalu cepat atau dari dot dengan lubang terlalu besar sering kali menelan udara bersama dengan susu. Udara ini dapat meningkatkan tekanan di lambung dan menyebabkan gumoh.
4. Posisi Menyusu yang Salah
Menyusui bayi dalam posisi horizontal atau tidak tegak dapat meningkatkan risiko gumoh karena mempermudah isi lambung naik kembali ke kerongkongan.
5. Refluks Gastroesofagus (GER)
Refluks gastroesofagus adalah kondisi di mana isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Ini umum terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih berkembang, tetapi biasanya tidak berbahaya dan akan membaik seiring waktu.