Mohon tunggu...
Evi Novia Pahlawati
Evi Novia Pahlawati Mohon Tunggu... Guru - Guru TK (honorer)

Kepribadian saya riang ,senang berinteraksi ,ramah dan mudah bergaul ,hobby saya adalah berbincang ,sharing ilmu pengetahuan terutama topik parenting.Saya sekali kali Di minta lembaga sendiri atau lembaga lain untuk Mengisi program parenting .

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kami Banyak Belajar Darimu Anakku (Part 1)

30 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 30 Desember 2023   11:48 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sebagai orang tua, yang kita lakukan bukan hanya mendidik dan mengajari tapi juga harus terbuka pikiran dan hati untuk terus belajar. Bisa belajar dari manapun termasuk belajar dari anak sendiri . Dan tulisan ini didasari atas rasa syukur kepada Alloh SWT dengan amanah anak yang diberikan kepada kami.

Kami termasuk orang tua yang belajar dari anak. Berbagai peristiwa yang membuat kami termotivasi karena melihat semangat anak. Diantara prilaku atau keputusan yang diambil anak dan menjadi pelajaran dan motivasi bagi kami :

1. Memutuskan Memikul tanggung jawab mengasuh 20 anak kelas 7 / kelas 1 SMP 

Menjadi pengasuh (penanggung jawab asrama) di pondok bukan hal yang mudah apalagi kelas 7 , dimana santri tersebut sedang berjuang beradaptasi dengan lingkungan baru. Keberadaan musrif /penanggung jawab asrama, sangat berarti baik bagi santri ,orang tua santri dan lembaga pesantren. Tugasnya lumayan berat, ada penanaman karakter-karakter baik melalui pembiasaan di asrama sehingga terbentuk pribadi santri yang tertib ,sopan santun ,disiplin waktu ,saling menghargai dan lain-lain.

Pernah satu peristiwa disaat saya sedang berbincang melalui handphone bersama anak , anak saya sejenak terdiam , ternyata ada salasatu santri asuhannya yang menangis. Anak saya tidak menutup HP nya sehingga saya mendengar percakapannya dengan santri tersebut. Bagaimana cara anak saya memotivasi anak santri tersebut , melindungi dengan sikap dan kata. MaasyaaAlloh, usianya baru 20 tahun tetapi dia sudah memposisikan diri menjadi teman dan orang tua.

Apalagi sebagai mahasiswa semester 3 ,tentu tidak mudah dalam membagi waktu dan mengkondisikan emosional . Rasa lelahnya terkadang diungkapkan tetapi dia sendiri yang menguatkan bahwa dia mampu melaluinya.

2. Berbakti Pada Guru 

Ini bagian yang selalu saya ingatkan kepada anak.  Dan bagi saya gurunya adalah guru Saya juga. Ada prinsip yang saya pegang sampai sekarang yaitu selain mengharap ridho orang tua ada satu lagi ridho yang luar biasa bisa mengantar kita ke pintu gerbang kesuksesan dan kemudahan yaitu ridho guru-guru , baik guru yang dipondok maupun di sekolah. Maka diutamakan berakhlaq baik kepada mereka. Kalau ada kesempatan untuk membahagiakan mereka maka lakukanlah walaupun itu sederhana. Dan itu berlaku ketika anak saya masuk dilingkungan pondok baru dengan diamanahi menjadi penanggung jawab asrama. 

Pimpinan dan guru-guru dipondok tersebut adalah  orang tua anak saya , yang ketika membutuhkan bantuan tenaga diusahakan untuk dipenuhi , jadilah anak saya terkadang sebagai supir ketika gurunya bepergian tanpa menghitung apakah ada uang lelah atau tidak. Semua dilakukannya dengan senang hati. Hal itu sederhana  akan tetapi   membuat saya bangga dan tenang. Kenapa ? karena dia bisa mengesampingkan keegoannya , dan menunjukan rasa hormat serta keta'atannya kepada guru-gurunya.

Ada satu permintaan yang berkesan dan terkenang sampai saat ini,yaitu pada acara perpisahan kls 12 SMA dan sekaligus perpisahan pondoknya .Dia berbisik pada saya dan suami "mi ,abi tolong minta maaf ya kesemua guru atas nama  Fahd (Nama anak saya) secara pribadi ". Saya pun heran dan balik bertanya ,kalau-kalau anak saya melakukan kesalahan fatal terhadap guru-gurunya. Tapi jawabannya membuat saya lega , dia hanya ingin meminta maaf karena mungkin banyak kesalahan baik prilaku atau ucapan yang dilakukan semasa diSMA atau dipondok ,terutama katanya dia sering ketiduran dikelas haha. Akhirnya saya dan suami mengikuti keinginannya meminta maaf secara pribadi atas nama anak dan kami sebagai orang tuanya.

Pelajaran yang saya ambil dari tindakannya dan permintaannya , bahwa dia tidak mau meninggalkan pondoknya begitu saja ,dia menginginkan keridhoan dari guru-gurunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun