Sebelum kumandang adzan subuh menggema
Nini telah bangun sigap bersiap
Di tengoknya  ranting kayu sebagai senjata utamaÂ
Masih ada menumpuk Nini pun lega
Sebelum adzan subuh menggema
Nini bersimpuh di sejadah lusuh berdoa
Dibayangkan wajah putra putrinya
Di sebut satu persatu di hiasi tetesan air mata
Di ucapkan lirih rintih mengiba
Langkah kaki di sertai tangan kecilnya
Meraih ranting kayu yang ada
Menyalakan api di tunggu yang sama tua mengikuti usia
Kepulan asap meliputi  menjalar ke ruang membangunkan anak anaknya
Bara api di tungku pun menyala
Tercium harum dari hidangan istimewa
Yang selalu di bumbui keikhlasan kasabaran dan pengharapanÂ
Senyuman kebahagiaan putra putri tercinta
Bara api di tungku pun menyala
Menyeruakan kehangatan sampai ke jiwa
Di kelilingi gelak tawa dan candaÂ
Menyantap hidangan sederhanaÂ
Sebagai nutrisi tak tergantikan sapanjang masa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H