Program terakhir dari Tema kebencanaan yaitu pemetaan titik-titik rawan bencana di desa Tambahrejo. Pemetaan tersebut diawali dengan survey terlebih dahulu. Survey dilakukan ketika desa mengalami hujan seperti minggu-minggu awal dilaksanakannya KKN ini. Survey tersebut mendapatkan tiga titik jalan yang mengalami genangan setinggi lebih dari mata kaki orang dewasa. Dan menghasilakn 3 solusi yaitu pemasangan biopori di dekat SDN 01 Tambahrejo, Kerja bhakti pembersihan selokan oleh warga dan mahasiswa KKN dan Pemetaan. Untuk dua solusi diawal telah dilaksanakan dan mendapat perubahan yang signifikan terhadap jalan yang tergenang akibat melupanya air sunagi/drainase setempat.
Untuk program kerja yang terkahir yaitu pemteaan memang dilakukan terakhir karena juga bisa dibuat kenag-kenangan kepada desa dengan harapan kenang-kenagan tersebut bisa berguna untuk mobilitas ke pengungsian di desa penggal. Karena jalur pengusian ke desa penanggal juga banyak melewati desa tambahrejo ini.
“Kami telah menentukan titik-titiknya dan kami jga telah punya file peta buta desa Tambahrejo, karena itu kita tinggal ngedit dan memberi tanda-tanda titik-titik yang telah kita tentukan. Pengeditan juga dilakukan karena peta sebelumnya belum ada penanpa untuk kawasan ini.” Kata bagus selaku mahasiswa KKN 15 Unej tema Kebencanaan.
Rencanya pemeberian peta rawan bencana tersebut dilakukan pada akhir hari KKN yaitu tanggal 18 februari, karena juga bertepatan pada hari penarikan seluruh mahasiswa KKN di kabupatem Lumajang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H