Mohon tunggu...
Evin
Evin Mohon Tunggu... Nulis-Nulis

Tertarik pada konten yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Bukber Tak Sekadar Kumpul-Kumpul, Ini Cara Membuatnya Lebih Bermakna

16 Maret 2025   09:07 Diperbarui: 16 Maret 2025   09:38 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumver: trenasia.com/

Ramadan sudah berjalan beberapa pekan dan jadwal buka bersama alias bukber pasti sudah mengisi penuh kalender digital. Ada bukber keluarga besar, teman sekolah, teman kuliah, rekan kerja, dan bahkan komunitas hobi. Dalam sekejap, jadwalpun telah dipenuhi dengan undangan-undangan berbuka yang kadang terasa seperti sekadar formalitas. 

Eh, tapi tunggu dulu. Bukankah seharusnya bukber menjadi momen yang bermakna? Momen di mana kita tidak hanya mengisi perut, tapi juga mengisi hati dan jiwa. Bukan cuma ajang selfie dan update status, tapi juga kesempatan buat menguatkan silaturahmi dan memperdalam spiritualitas di bulan yang penuh berkah ini.

Satu yang pasti. Setelah acara makan-makan, tentunya jangan lupa buat Shalat Maghrib. Karena percuma, ingin memperkuat tali silaturahmi, tapi pahala jadi rontok karena kewajiban yang tak terpenuhi.

Nah, daripada bukbernya berlalu begitu saja seperti angin lalu, yuk coba berkreasi agar acara bukber kita kali ini lebih bermakna. Kita bahas, yuk!

Tentukan Tujuan yang Jelas

Sebelum mengadakan bukber, kita perlu tahu dulu, untuk apa sih sebetulnya kita ngumpul? Kalau cuma mau makan bareng, kita bisa melakukannya kapan aja di bulan-bulan lain. Tapi di bulan Ramadan, hal ini bisa jadi sarana untuk hal-hal yang lebih dalam.

Misalnya, bukber bisa jadi ajang untuk:

- Bersilaturahmi dengan orang-orang yang sudah lama tidak bertemu

- Berbagi dengan sesama, terutama mereka yang kurang beruntung

- Mengintrospeksi diri bersama-sama

- Berbagi inspirasi dan motivasi untuk meningkatkan ibadah di bulan suci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun