Untuk memotong rambut bagi pria, dulu biasanya tukang cukur jadi andalan. Mau itu hanya sekedar memotong, memendekkan, atau merapikan rambut, tempat cukur langganan akan selalu kita datangi.
Namun, seiring berjalannya waktu, kaum lelaki kini punya pilihan lain dalam mengatur gaya rambut. Barbershop kini muncul dan telah ramai menjamur bersaing dengan para tukang cukur tradisional.
Keduanya sebenarnya punya plus minusnya masing-masing.
Barbershop misalnya. Biasanya, tempat ini identik dengan ruangan yang lebih nyaman, lebih bersih dan elegan. Ditambah dengan adanya ac yang menyejukkan badan, semakin menambah tingkat kenyamanan dimata pengunjung.
Selain itu, adanya beberapa layanan lain seperti shampo atau cuci rambut setelah pangkas menjadi tambahan daya tarik. Karena pengunjung gak perlu lagi pulang ke rumah untuk membersihkan bagian kepala. Apalagi kalau kita punya rencana bepergian ke tempat lain sehabis pangkas. Ini akan hemat waktu karena gak perlu bolak-balik pulang.
Mungkin berbeda dengan tukang cukur tradisional. Perbedaan tempat yang sedikit berdebu jadi salah satu alasan penting bagi konsumen buat mikir dua kali untuk datang kesana. Tapi, dari segi harga jelas lebih ekonomis.
Hal ini jadi penyebab utama kalau tukang cukur biasa masih bisa bersaing dengan barbershop.
Lalu, bagaiamana dengan hasil dan kualitasnya?
Sebenarnya hal ini gak bisa dijadikan patokan. Karena baik tempat cukur tradisional maupun barbershop keduanya bisa saja memberikan hasil yang maksimal. Karena tergantung dengan keahlian orangnya.
Pemilik barbershop atau karyawannya mungkin memiliki sertifikat pelatihan yang menjamin kualitas pangkas.