Pernah nggak sih kamu ngalamin pelayanan publik yang bikin kamu geleng-geleng kepala? Misalnya, antri kelamaan di kantor kelurahan, pelayanan rumah sakit yang kurang ramah, atau petugas yang terkesan cuek.
Udah bayar pajak rutin, tapi jalanan tetep rusak? Boro-boro mau ngurus KTP, datanya malah ilang entah ke mana? Wah, kalau udah begini, pasti rasanya kesel campur geregetan, ya kan?
Lalu, kenapa kita harus lapor?
Enaknya diem aja, toh nanti juga beres sendiri, kan? Â Nah, pemikiran kayak gini yang justru bikin kualitas pelayanan publik di Indonesia jalan di tempat.
Dengan cara lapor, kamu bisa berperan aktif untuk memperbaiki keadaan. Laporan kamu bisa jadi bahan evaluasi bagi pihak terkait, sehingga mereka bisa meningkatkan kualitas pelayanan mereka kedepannya.
Selain itu, lapor juga bisa jadi bukti kalau kamu pernah berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara resmi. Jadi, kalau misalnya kamu mau ngadu ke pihak yang lebih tinggi, laporan kamu bisa jadi senjata ampuh, lho!
Gimana sih cara mengadukannya?
Sebelum kamu mulai lapor, pastikan kamu tau dulu pihak mana yang bertanggung jawab terhadap permasalahan yang kamu alami. Misalnya, kalau komplain soal pelayanan di kantor kelurahan, maka laporannya harus ditujukan kepada kelurahan tersebut atau dinas terkait di tingkat kecamatan atau kota.
Biar lapor kamu makin kuat, ada baiknya kumpulin bukti-bukti pendukung, misalnya fotocopy dokumen, rekaman pembicaraan, atau bahkan foto kondisi yang sedang kamu keluhkan.
Sekarang, ada banyak cara buat ngelaporin ketidakpuasan kamu terhadap pelayanan publik.