Mohon tunggu...
Evi Maulidah
Evi Maulidah Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

P5 PPRA menjadi P5RA, Apakah Beda??

11 Agustus 2024   13:38 Diperbarui: 11 Agustus 2024   13:42 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Madrasah adalah institusi pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pengembangan akademis siswa, tetapi juga bertanggung jawab dalam membentuk karakter dan perilaku mereka sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin di lingkungan madrasah. Program bukan sekadar konsep, tetapi sebuah gerakan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan Islam Rahmatan Lil Alamin kepada para siswa.

Pada Juli tahun 2024, terjadi perubahan istilah yang awalnya P5 PPRA menjadi P5RA. Perubahan istilah tersebut merupakan respon terhadap miskonsepsi lembaga pendidikan yang beranggapan bahwa P5 dan PPRA adalah dua proyek berbeda yang harus diimplementasikan secara terpisah. Padahal, keduanya merupakan satu kesatuan dalam satu proyek yang melibatkan penanaman karakter dimensi dari profil pelajar pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin khususnya di madrasah. Melalui KMA 450, pendekatan pembelajaran lebih ditekankan pada kolaborasi antar mata pelajaran (ko-kurikuler), berbeda dengan KMA 347 tahun 2022, bahwa proyek dapat diintegrasikan melalui intrakurikuler maupun pengembangan minat melalui ekstrakurikuler. Selain itu, alokasi waktu untuk proyek penguatan profil pelajar, yang sebelumnya memakan 20-30% dari total jam pelajaran, kini termaktub dalam struktur kurikulum.

Mengapa implementasi P5RA begitu penting di madrasah? Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan identitas bangsa Indonesia serta nilai-nilai Islam yang universal. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam mewujudkan profil pelajar pancasila adalah Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global, Bergotong-royong, Mandiri, Berpikir Kritis, dan Kreatif. Sedangkan nilai-nilai dalam mewujudkan profil pelajar Rahmatan lil alamin adalah ta'addub, qudwah, muwaanah, tawassu, tawzun, I'tidl, muswah, syra, tasmuh, tathawwur wa ibtikr. Dengan nilai-nilai tersebut, diharapkan siswa menjadi generasi yang siap sebagai bagian dari warga dunia yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif bagi masyarakat global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun