Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa yang menarik dan perubahan yang kurang menarik. Ada perubahan yang pengaruhnya terbatas dan ada pula yang luas serta ada perubahan yang lambat atau cepat.Â
Tidak ada kehidupan masyarakat yang terhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa nilai sosial, norma sosial, pola perilaku masyarakat atau lembaga dan yang lainnya. Oleh William F. Oqbun berpendapat, ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan, baik material maupun yang bukan material.
Kehidupan itu adalah suatu yang dinamis, dengan demikian setiap kehidupan akan senantiasa mengalami perubahan, dan pada konteks manusia, maka manusiapun juga akan mengalami perubahan, baik ia sebagai individu maupun masyarakat. Dan dalam perubahan yang terjadi pada masyarakat (sebagai kumpulan dari individu-individu) bisa terjadi dalam pola perilaku individu maupun organisasi, perubahan dalam norma sosial, interaksi juga termasuk pendidikan.
Karena kehidupan itu dinamis, maka perubahan yang terjadi adalah suatu fenomena yang lumrah atau normal pengaruhnya bahkan bisa menjalar dan merambah kebagian belahan dunia lain dengan cepat dan efektif karena didukung oleh kemajuan komunikasi yang canggih dan modern. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi tanpa kita sadari juga sangat mempengaruhi perubahan sosial yang juga akan berdampak pada pendidikan.
Suatu perubahan sosial yang terjadi sekecil apapun mungkin akan berakibat pada struktur kehidupan masyarakat yang lainnya, isalnya pada perubahan gaya berpakaian akan menghasilkan akbibat pada ekonomi masyarakat, karena suatu model yang tren akan senantiasa diikuti masyarakat yang menyenangi model-model pakaian yang terbaru. Sama halnya dampak dari perubahan sosial akan berakibat pada Pendidikan  pada khususnya. Makalah berikut mencoba menggali dampak dari perubahan sosial masyarakat terhadap Pendidikan .
Baca juga: Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Pemukiman Kumuh Akibat Urbanisasi di Kota Tangerang
A. Perubahan Sosial Budaya
Organisasi sosial masyarakat manusia secara evolusioner telah tumbuh dari bentuk organisasi sosial kelompok seketurunan yang hidup sebagai pemburu dan pengumpul hasil hutan, berkembang menjadi organisasi sosial kelompok sesuku atau serumpun yang hidup secara egaliter, komunal, dan berladang berpindah-pindah. Semakin bertambah jumlah penduduk, maka semakin kompleks organisasi sosialnya, tempat tinggal mulai menetap, stratifikasi sosial mulai menajam dan berkembanglah organisasi sosial kehidupan kemasyarakatan dalam bentuk kerajaan- kerajaan kecil.
Dari bentuk kehidupan sosial tersebut, maka berkembang menjadi bentuk organisasi sosial kenegaraan yang didalamnya terdiri dari kelas-kelas penguasa, kelas-kelas yang berdasarkan keagamaan, ekonomi, dan birokrasi. Perubahan sosial budaya terjadi karena adanya dorongan dari berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari luar masyarakat.
Menurut Murdock (1960), faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perubahan sosial budaya adalah: (1) pertambahan atau pengurangan penduduk, (2) perubahan lingkungan geografis, (3) perpindahan ke lingkungan baru, (4) kontak antar kebudayaan, (5) malapetaka alam dan sosial, seperti banjir, kegagalan panen, epidemi, perang, dan depresi ekonomi, (6) kelahiran atau kematian seorang pemimpin, dan (7) penemuan (inovasi).Â
Penemuan (inovasi) yang diciptakan oleh seseorang dapat menjadi sumber perubahan interaksi sosial dan perubahan sistem sosial budaya. Menurut Woods (1975), ada empat bentuk inovasi dalam perubahan sosial budaya, yaitu: (1) variasi jangka panjang, (2) penemuan/discovery, (3) penciptaan/invention, (4) diffusi. Variasi jangka panjang merupakan perubahan-perubahan kecil yang perlahan dan menumpuk dalam pola berpikir dan pola prilaku yang ada yang menghasilkan sesuatu yang secara kualitatif akan mengambil bentuk baru.