Mohon tunggu...
Evi Indrawanto
Evi Indrawanto Mohon Tunggu... Entrepreneur -

Menulis agar tak melupakan. http://eviindrawanto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Bu Ani Berdebat di Instragram

26 Agustus 2013   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:47 2720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Diambil dari Instagram @aniyudhoyono

Teman-teman yang main Instragram sudah follow @aniyudhoyono, belum? Saya sudah. Iya itu akun milik Ibu Negara kita. Dengan kemampuan photography lumayan, camera bagus serta akses ke tempat-tempat yang tak biasa, foto-foto hasil karya beliau sering spektakular. Bagi teman-teman yang follow  atau membaca di Kompas, dua hari lalu terjadi perdebatan antara Bu Ani dengan followernya mengenai apakah foto Aira ( sang cucu) yang berdiri di teras Istana Merdeka berlatar belakang Monas pada Kirab Budaya HUT RI-68 itu hasilan editan atau bukan? Yang beliau jawab  itu asli bukan hasil editing. Tapi rupanya beberapa follower panasaran dan tak percaya begitu saja. Lantas terjadi beberapa kali berbalas pantun yang menggambarkan Bu Ani kekueh pada pendiriannya. Begitu pun sang follower "ngeyel" yang berakhir dengan di block-nya mereka dari akun Bu Ani. Tapi perdebatan Bu Ani dengan follower Instragramnya itu bukan yang pertama. Beberapa hari lalu, masih foto tentang Kirab Budaya yang hanya ditulis Bu Ani sebagai tarian dari Kalimantan Barat. Menurut sang follower seharusnya Bu Ani mengetahui nama tarian tersebut. Kalau pun tidak tahu seharus beliau bertanya pada organizernya. Setelah menjelaskan bahwa itu bukan tarian tunggal melainkan rangkai tarian, Bu Ani mengakhiri perdebatanya dengan, " Saya tidak bodoh". Saya tak tahu apakah follower itu juga di block atau tidak. [caption id="" align="aligncenter" width="612" caption="Foto : Diambil dari Instagram @aniyudhoyono"][/caption] Yang ingin saya garis bawahi adalah seharusnya Bu Ani mengerti karakteristik berkomunikasi lewat social media. Anonim, cair dan cenderung tanpa sekat. Ngapain juga beliau tegang seperti latihan di barak militer untuk menjawab pertanyaan kritis dari para followernya. Jawab saja santai atau balas bertanya : "Menurut kalian..?" Saat berdebat itu Bu Ani seperti kebanyakan ibu rumah tangga seperti saya, gatal otak kalau dikonfrontasi. Gemes saja bawaannya kalau omongan kita tak dipercaya. Sayangnya status social Bu Ani tak ada miripnya dengan saya. Beliau Ibu Negara. Lihat saja profil Instgramnya tercantum http://presiden.go.ri. Pada dirinya melekat harapan bahwa seharusnya dia berbeda dari orang kebanyakan. Kalau pun yang pegang akun itu seorang staf rumah tangga, seharusnya si staff mengerti posisi Bu Ani terhadap para follower Instagramnya. Bahwa mereka bukan lah staf atau anak buah. Mereka itu fans yang tak akan mengiyakan ketika seharusnya mengatakan  tidak. Kalau Bu Ani tersinggung karena dikritik, wajar saja, namanya juga manusia. Tapi beliau tidak dalam posisi boleh memperlihatkan rasa ketersinggungan itu di tempat umum. Apa lagi sampai mengatakan " Saya tidak bodoh.." hanya gara-gara orang menuntut seharusnya beliau tahu apa yang telah di posting. Apa lagi kalau yang pegang akun itu bukan beliau sendiri, orang yang berada di belakang seharusnya tahu bahwa mereka sama sekali tak pantas tersinggung atas nama Bu Ani. Menurut teman-teman? @eviindrawanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun