Waktu duduk di SMP saya pernah tergila-gila pada Fariz RM. Dinding kamar penuh tempelen poster-poster yang saya dapat dari majalah maupun yang dibeli di tepi jalan. Bahkan saya beberapa kali membeli buku tulis yang ada foto Fariz lalu sampulnya di gunting untuk ditempel di dinding. Lalu ketika sekolah membuat satu acara, saya mengusulkan pada teman untuk menciptakan sebuah tarian dari lagu SAKURA. Ketika itu Swaramardikanya milik Mas Guruh Sokerno Putra sedang ngetop-ngetopnya. Kalau ada anak muda yang tidak mengenal kelompok seni ini saat itu mereka dianggap kalau tidak baru turun dari gunung pasti udik banget. Jadi kostum untuk tarian Sakura minjem dari ide kostum-kostume Swaramahardika. Jadi deh seperti ini : [caption id="attachment_96892" align="aligncenter" width="320" caption="Sebelum nari sakura, vokal group dulu"][/caption]
Yang seru adalah saya kebagian jadi leading character dalam tarian tersebut. Saya tidak berbakat menari tentu saja tapi karena tahu bahwa saya kerasukan mendengar lagu Sakura, teman-teman berbesar hati menempatkan saya sebagai primadona. Tapi mereka menyuruh saya mengusahakan kostum sendiri.Tidak kehilangan akal, saya menemukan kain songket dan selendang milik Ibu cukup memadai dijadikan kimono. Karena tidak tahu kemana harus mencari bunga Sakura, maka bunga yang melingkar di kepala diganti dengan anggrek.
-- Evi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H