Mohon tunggu...
Evie Usman
Evie Usman Mohon Tunggu... Guru - Yang berkali-kali jatuh cinta padamu

Aku wajib untuk tidak melukai hati orang-orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kedai Kopi dan Segelas Kenangan

14 Juni 2023   18:26 Diperbarui: 15 Juni 2023   19:23 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku melihat Ar di kedai kopi di jalan Kenanga. Ia takbanyak berubah, tetap terlihat menawan dengan cambang dan janggut di wajahnya. Di sampingnya duduk perempuan cantik dengan rambut sebahu. Mereka saling menyentuh dengan senyum yang tidak pernah lepas dari mulut. Terlihat sangat bahagia. 

Aku meminum kopi hitam tanpa gula yang asapnya masih mengepul ke segala arah dengan pelan-pelan. Mataku takbisa lepas dari sejoli di depanku. Donat toping coklat di depanku sama sekali belum terjamah. Aku kehilangan selera.

Aku berharap Ar tidak menoleh kebelakang dan memergokiku menatapnya. Biarlah ia sibuk berkasih-sayang dengan wanita yang kelihatan begitu memujanya. Cukup aku menjadi masa lalu yang takpernah Ditemuinya lagi di kehidupan sekarang maupun nanti.

Ardana Pramudya---kupanggil Ar. Aku punya buku bersampul biru yang kutulis tentang pria berkulit coklat itu. Ar---lelaki yang kuhapal makanan favoritnya, tempat-tempat yang ia sukai, dan menghafal nama-nama keluarganya.

"Sudah setahun aku mengejarmu, Via," ucapnya lima tahun lalu. Saat masih semester lima di Universitas Gunadarma. Kami sama-sama mengambil jurusan Hukum Perdata.

"Sudah berapa kali aku bilang, Ar. Berhenti mengejarku."

"Tapi, aku mencintaimu, Viana."

"Aku sudah berusia mencintaimu, Ar. Tapi aku tidak bisa. Aku menganggapmu hanya teman."

"Karena Ayi?"

"Ada atau tidaknya Ayi, perasaanku tidak berubah padamu."

Setelah itu, aku tidak lagi menemui Ardana di kampus. Ia hilang bersama daun-daun gugur dibawah terbang oleh angin. Aku hanya menemukan jejak kekecewaannya di selasar kampung. Aku kehilangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun