Sudahlah. Tanpa ditakut-takutipun kami sudah sering khawatir memikirkan masa depan anak-anak kami yang telah banyak terpapar pornografi dan bullying. Tanpa ditakut-takutipun kami sudah sering bingung mencari cara yang lebih jitu agar akhlak anak-anak lebih santun dan baik.
::
Kami percaya, para pemimpin disana paham bagaimana mengatur dan menjaga bangsa ini. Kami percaya, presiden telah memilih mentri yang terbaik. Kami meyakini ngendikan Gus Mus guru kyai kami bahwa sebagaimana yang mengangkat Pak Jokowi sebagai presiden kita, pada hakikatnya yang mengangkat para mentri itu adalah Tuhan yang Maha Berkehendak dan Maha Kuasa.
"Apa yang telah ditetapkan Allah atas dirimu pasti terjadi. Jika engkau bersabar, engkau beroleh ampunan dan pahala karenanya".
- Sayyidina Ali bin Abi Thalib -
::
Yang terpenting sekarang, kita harus optimis. Berikan masukan dan saran terbaik agar pendidikan di Indonesia makin maju. Selalu lantunkan doa terindah, agar Indonesia tetap baik-baik saja.
Percayalah, secanggih apapun teknologi, tak akan mampu menggantikan peran guru secara keseluruhan. Anak-anak masih sangat membutuhkan nasehat adem langsung dari lisan para guru, bukan hanya dari voice mail. Anak-anak masih membutuhkan dioprak-oprak langsung dengan tatapan mata teduh guru, bukan semata reminder dari aplikasi yang kita unduh.Â
Anak-anak masih membutuhkan sentuhan lembut guru saat menghadapi soal-soal meski telah ada mbah gugel. Anak-anak masih memerlukan tepukan tangan kita, masih membutuhkan doa lirih kita tiap malam atau sebelum memulai kelas, masih terus menunggu pelukan kita.
Maka sungguh, kami terus butuh disemangati.
Optimislah saat segala urusan terasa sulit bagimu, karena Allah Azza wa Jalla telah bersumpah dua kali "Sesungguhnya dalam sebuah kesulitan bersama kemudahan. Â Sesungguhnya dalam sebuah kesulitan bersama kemudahan".