Mohon tunggu...
Evi Ghozaly
Evi Ghozaly Mohon Tunggu... Konsultan - | Penulis | Praktisi pendidikan | Konsultan pendidikan |

Tebarkan cinta pada sesama, melalui pendidikan atau dengan jalan apapun yang kita bisa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Zonasi [1]: Di Mana Sekolah Swasta?

4 Juli 2019   10:31 Diperbarui: 4 Juli 2019   10:58 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

::

Begitulah, Gaes. Mbulet banget kan masalah pendidikan ini? Kayak susur, nggak tahu ngurainya dari mana.

Pernah ya sebelum jadi Mendikbud, seorang sahabat saya bertekad, " Pokok saya akan menghapuskan UN, Ning. Kasihan murid di pelosok tanpa fasilitas memadai, harus mengerjakan soal yang sama dengan murid di kota maju. Dengan segala alasan logis, UN harus dihapuskan, minimal dikembalikan pada fungsinya sebagai alat pemetaan. Doakan ya".

Mbarang sudah jadi mentri dan tahu duduk perkaranya, doi lungkrah, "Ternyata ada mafia buku, mafia bimbel dan sangat banyak intervensi dari delapan penjuru mata angin. Duh". Eits, itu baru soal UN lho Mas Mentri. Belum yang lain.

Maka sungguh, pemerataan pendidikan harus segera diwujudkan. Dan salah satu solusinya, ya zonasi ini Gaes

Mohon maaf jika saya sok tahu ya. Memang akan ada ketidaknyamanan disana sini. Selalu begitu saat memulai sesuatu yang baru. Guru di sekolah favorit yang sejak dulu bisa santai karena muridnya sudah puwinter sejak lahir dan masih ditambah les kanan kiri...mulai geragapan. Mereka harus bangkit untuk bisa menyampaikan pelajaran dengan cara menarik pada semua murid dengan berbagai latar belakang kecerdasan dan sosial ekonomi. Sekolah yang selama ini berlabel favorit, gudang murid berprestasi dengan nama melangit dan bertabur tropi, harus mulai berbenah. Harus ada sistem yang bisa memantik potensi murid biasa, agar menjadi luar biasa.

::

Sulit? Tentu. Butuh waktu? Pasti. Maka wajar jika ada yang merasa dikorbankan. Dan ini menjadi peer selanjutnya. Tapi insyaAllah semua yang awalnya terpaksa dan dipaksa pelahan akan menjadi lebih baik, sesuai seharusnya. Tentu saja, asal sistem zonasi ini tidak jadi proyek coba-coba ya.

Selain itu hak anak berprestasi harus tetap diberikan. Setiap sekolah negri wajib menyediakan peluang bagi murid dengan nilai rapor dan hasil ujian nasional bagus atau prestasi di bidang seni, olah raga dan lainnya. Maka kuota untuk murid dekat sekolah ya harus dibatasi.

Bayangkan jika semua telah tertata, murid yang pintar menyebar. Guru yang bagus ada di setiap sekolah. Fasilitas keren mulai merata. Asyik kan?

Sekali lagi asal pemerintah tidak menjadikan sistem zonasi ini sebagai proyek angot-angotan. Konsisten, terus memperbaiki semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun