Mohon tunggu...
Evi Erlinda
Evi Erlinda Mohon Tunggu... Bio-Human Medicine -

Menetap di Baton Rouge, USA.\r\nBekerja di Our Lady of the Lake Regional Medical Center. Hospital.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Musim Semi Tiba: Ketika Burung Membunuh Sesama

27 Maret 2016   12:23 Diperbarui: 27 Maret 2016   19:47 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto-01. Di belakang rumah, ditemui telur burung Reed Warbler (kecil) dan Cuckoo (besar) sebagai tanda musim semi (Sumber: dokumen pribadi)"][/caption]Ada pepatah: kalau tak berada ada, manakan burung Tempua bersarang rendah. Ditemuinya burung bersarang rendah di belakang rumah adalah diantara tanda musim semi telah tiba di Louisiana, Amerika Serikat. Episode “brutalitas” alampun dimulai, dimana ada jenis anak burung yang “membunuh” calon anak pemilik sarang sebenarnya. Bagaimana ceritanya ?

Lihat Foto-01 di atas, ada 4 (empat) butir telur burung yang ditemui di belakang rumah (peristiwa seperti ini terjadi di setiap musim semi), dua berukuran besar, dan dua lagi berukuran kecil. Burung jenis Reed Warbler adalah pemilik sarang yang ukuran telurnya kecil, sedangkan telur berukuran besar milik burung Cuckoo, boleh dikatakan sebagai penumpang “gelap.”

Tentu bisa ditebak, telur kecil menghasilkan burung ukuran kecil, hal yang sebaliknya terjadi pada telur besar. Uniknya, Cuckoo duluan yang meletakkan telur di sarang Reed warbler. Sepertinya induk Cuckoo terbang ke sana ke mari, melihat ada sarang yang masih kosong, segera meletakkan telurnya untuk kemudian dierami pemilik sarang. Bodohnya, 62% Reed Warbler tidak mengetahui kalau telur tersebut bukan miliknya. 38% yang sadar, akan serta merta membuang telur asing di sarangnya.

Karena duluan, maka telur Cuckoo netasnya sudah pasti duluan pula. Induk Reed Warbler asik asik saja memberi makan, seolah olah itu anaknya. Jahatnya, si kecil Cuckoo, meski matanya belum terbuka, mati matian berusaha membuang telur Reed Warbler yang belum menetas.

[caption caption="Foto-02. Reed Warbler tersadar ketika anak cuckoo berukuran 3 – 4 kali dari tubuhnya sendiri (Sumber: David Duke, 2015)"]

[/caption]Usaha membuang telur calon adik angkat ini akan berhasil seiring dengan pertumbuhan Cuckoo yang semakin membesar dan kuat. Tujuannya tak lain agar makanan yang disediakan induk Reed warbler mencukupi untuk dirinya endiri. Setelah ukuran Cuckoo sangat besar (bisa mencapai 30 cm, beberapa kali lebih besar dari Reed Warbler), Reed warbler baru tersentak kaget, ternyata yang diberi makan selama ini anak orang lain, sementara anaknya sendiri “mati terbunuh” sebelum menetas tanpa disadari. Kejamnya dunia, kejamnya si kecil Cuckoo !

Migrasi Burung

[caption caption="Foto-03. Sudut untuk menikmati tupai dan aneka burung yang berlompatan di belakang rumah (Sumber: dokumen pribadi)."]

[/caption]Di halaman belakang rumah, selain ada lokasi tempat burung bersarang, juga merupakan singgahan burung burung liar. Foto-03 adalah salah satu sudut rumah saya, dari sini biasanya kami sekeluarga mengamati burung dan hewan liar lainnya, termasuk tupai berlompatan, serta musang (kalau lagi beruntung).

Ada dua kelompok burung, yaitu burung lokal dan burung migrasi. Burung lokal, berdasarkan warna dan bentuk ada sekitar belasan jenis. Banyak sepanjang musim semi sampai musim panas. Satu dua jenis aja yang muncul selama musim dingin. Kalau burung migrasi, biasanya besar besar, bisa ratusan ekor memenuhi pekarangan belakang rumah dalam waktu tertentu. Musim dingin: burung dari utara (Canada) yang beku bermigrasi ke Amerika Latin yang hangat. Migrasi sebaliknya terjadi, kalau musim panas: dari Amerika Selatan ke Canada.

Pekarangan rumah belakang jadi tempat singgah aneka burung dan hewan liar. Tingkah laku mereka bisa dinikmati melalui ruang kaca, sambal minum segelas kopi tentunya. Luar biasa agungnya sang pencipta !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun