Mohon tunggu...
Evi Erlinda
Evi Erlinda Mohon Tunggu... Bio-Human Medicine -

Menetap di Baton Rouge, USA.\r\nBekerja di Our Lady of the Lake Regional Medical Center. Hospital.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Stereotype Asia: Penghasilan Tinggi, Pintar Berhitung, Tak Pandai Memimpin

3 Mei 2016   18:35 Diperbarui: 3 Mei 2016   20:29 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecuali untuk suku Indian, semua etnik (putih, hitam, Latin, Asia, Yahudi, Arab dan sebagainya) adalah immigrant (pendatang). Bangsa penumpang di negeri orang. Persaingan sangat ketat diantara para pendatang ini. Tapi, stereotype tertentu yang ada pada etnik tertentu “menghalangi” etnik tertentu tersebut untuk mengisi posisi tertentu.

Meskipun etnik Asia dianggap tidak berbakat menjadi pemimpin, tapi gaji mereka mengungguli etnik lainnya (lihat Grafik-02 di atas).  Penghasilan rata rata etnik Asia setahun adalah AS$ 60.425 (Rp 785 juta), sedangkan kulit putih hanya AS$ 53.267 (Rp 692 juta).

Pendapatan etnik Asia lebih besar sekitar Rp 200 juta dibandingkan dengan kulit putih. Penghasilan terendah adalah turunan Spanyol (Latin), sebesar AS$ 32.272 (Rp 420  juta), bandingkan dengan kulit hitam sebesar AS$ 37.570 (Rp 486 juta).

Pengalaman Pribadi

foto03-57288c38dd937390096b81a6.jpg
foto03-57288c38dd937390096b81a6.jpg
Boneka yang bisa menangis (Sumber: dokpri)

Dulu waktu kuliah, ada nama mata kuliah pharmacology. Diantara materi kuliah adalah menghitung jumlah dosis obat yang akan disuntikkan ke pasien. Teman teman Amerika sangat “kerepotan” bagaimana mengubah angka-angka dari system imperial (British) ke system metrik (internasional). Maksudnya mengkoversi dari jumlah sendok, gelas dan pound ke angka mg, ml, dan kg. Kemudian menghitung obat yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien (sakit, usia, tekanan darah, berat tubuh, dan sebagainya.)

Sebelum ke pasien, tentu saja dipraktekkan ke boneka. Lihat boneka di atas, dia bisa menangis, tersedu sedan atau meraung.  Setiap mahasiswa diberi kesempatan mendiagnosa sakit si boneka, kemudian menghitung dosis obat. Jika sakit si boneka, jenis obat dan dosisnya tepat diketahui, maka setelah disuntik si boneka akan diam.

Umumnya teman teman salah dalam menghitung dosis obat. Si boneka bukannya diam, tapi meraung raung. Giliran saya, selalu professor akan bilang: ”See Evi, what she did.” Anehnya, di tangan saya si boneka itu “diam” tak berbunyi. Teman teman kemudian serentak bilang: ”Ms.Evi is an Asian. Excellent in math”

Rupa rupanya, memang benar bahwa “stereotype” orang Asia itu di mata orang Amerika adalah “pintar” berhitung. Dan kebetulan tepat ketika ke saya! Setiap materi kuliah yang ada hitung hitungnya, professor selalu bilang : ”Evi.. teach your friends!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun