[caption caption="Ilustrasi dari Kathy Lowe, 2015."][/caption]Waktu pertama datang sebagai mahasiswa, suami saya sempat dirawat di Rumah Sakit swasta. Karena kakinya dioperasi, minimal dia harus pakai kursi roda selama sebulan.
Kursi roda? Sebulan? Setelah dipakai, mau dikemakan tuh kursi roda?.
Dalam kebingungan, perawat nanya, apakah kami perlu memakai jasa “social worker?”
Bukannya kami tenang, malah beribu pertanyaan pertanyaanpun menyeruak di kepala:”profesi apa pula ini, apakah harus bayar, apa yang akan dia kerjakan terhadap kami?”
Setelah kami berdiskusi (suami, saya dan anak), akhirnya diperkenalkan dengan “social worker.” Ternyata si “social worker” mau membantu mencarikan pinjaman kursi roda selama sebulan tanpa bayaran. Tapi, sebulan kemudian harus dikembalikan kepada pimiliknya. Nama, alamat dan nomor telphon pemilik diberikan ke kami.
Social Worker Di Rumah Sakit
Di rumah sakit yang saya bekerja sekarang (Our Lady of the Lake Hospital), ada dua orang “social worker.” Mereka adalah pegawai negeri (PNS di negeri kita) yang ditempatkan di rumah sakit swasta.
Semua rumah sakit, apakah milik swasta, pemda atau pemerintah pusat pasti ada “social worker.” Jumlahnya tergantung besar kecil dan kebutuhan masing masing rumah sakit.
Jam kerja mereka mulai dari 9.00 AM sampai 17.00 PM, layaknya PNS di Amerika. Mereka menempati ruangan khusus yang disediakan oleh rumah sakit. Untuk menjadi “social worker”, minimal harus berpendidikan Master degree (S2). Kemudian lulus test kompetensi atau test profesi nasional.
Banyak universitas yang menawarkan program studi “social work,” kalau di Louisiana, bisa ditemui di Louisiana State University (http://www.lsu.edu/chse/socialwork/index.php).
Sebenarnya “social worker” tak hanya kerja di rumah sakit, tapi juga di Lapas atau penjara dan langsung terjun di tingkat komunitas. Penduduk yang punya anak nakal, juga bisa minta bantuan “social worker” untuk mencari sebab kenapa si anak sampai nakal. Setelah itu mencarikan penyelesaiannya. Bisa saja dirujuk ke psychology atau rohaniwan sebagai jalan keluar.
Takkan Ada Bayi Ditahan Rumah Sakit.
Sebelum bekerja di rumah sakit, pengetahuan saya hanya sampai bahwa “social worker” telah membantu suami saya mencarikan pinjaman kursi roda.
Peran social worker di rumah sakit mirip “broker,” menghubungkan pasien dengan rumah sakit (dokter, perawat dan pihak managemen) dan menghubungkan pasien dengan dunia luar. Dunia luar maksudnya adalah siapa saja, termasuk masyarakat, donator dan pihak pihak terkait.