Masyarakat Yogyakarta khususnya sekitar UGM pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah Sunday morning atau yang biasa disingkat menjadi sunmor. Sunmor adalah pasar kaget yang diadakan setiap hari minggu mulai dari pagi sampai siang. Lokasi sunmor awalnya berada di sepanjang Jalan Notonagoro hingga jembatan perikanan UGM. Namun mulai minggu kemarin lokasinya pindah di lingkar timur UGM yaitu dari jalan masuk kearah Fakultas Bahasa dan Seni UNY hingga jalan yang memisahkan UGM dan UNY.
Sunmor sangat popular dikalangan civitas UGM maupun masyarakat sekitar sehingga selalu ramai pengunjung. Padatnya sunmor karena ada banyak hal yang ditawarkan penjual mulai dari pakaian, makanan, aksesoris dan lain-lain. Pengunjungnya pun dari semua usia dari anak-anak sampai orang dewasa. Meski begitu, tujuan orang datang ke sunmor bermacam-macam. Ada yang sekadar jalan-jalan sambil cuci mata, ada yang memang berniat belanja, ada yang berjualan atau cuma sekadar numpang lewat. Banyak juga keluarga yang mengajak anak-anak mereka untuk berekreasi di sunmor. Bahkan beberapa pengunjung tak segan datang dengan penampilan baru bangun tidur.
[caption id="attachment_315336" align="alignnone" width="640" caption="pernak-pernik unik di sunmor"]
Ada banyak pernak-pernik dan makanan unik di sunmor seperti kentang kintung, sosis bakar ala Jerman, es goreng, dan masih banyak lagi. Tentunya dengan harga yang terjangkau. Tapi kalau saya ke sunmor yang sering saya cari adalah baso tusuk yang harganya Rp 500 per biji. Kebanyakan barang yang dijual di sunmor juga bisa ditawar kok jadi kalau belanja di sunmor pandai-pandailah menawar. Tapi kalau harganya memang sudah pas ya jangan maksa nawar juga hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H